Tekanan atas rupiah masih berlanjut sejak pekan lalu. Kembali meningkatnya harga minyak mentah dunia seiring dengan kembali meningkatnya tensi geopolitik di Libya dan aksi mogok pekerja tambang minyak di Nigeria, awal pekan lalu, belum signifikan mengimbangi penguatan dollar AS. Akibatnya laju rupiah kembali kian tertekan.
Meski pelemahan rupiah masih terjadi namun menurut riset Woori Korindo Securities Indonesia, hal itu dapat tertahan dengan adanya intervensi dari BI senilai Rp 200 miliar melalui pembelian obligasi. Imbas intervensi BI tersebut cukup mampu membangkitkan persepsi positif terhadap rupiah.
Hasil rapat FOMC yang memberikan sinyal belum akan dinaikannya suku bunga The Fed juga memberikan angin segar bagi rupiah untuk dapat melanjutkan penguatannya.
Pernyataan BI dinilai cukup positif dengan pernyataan akan menjaga rupiah di level Rp 11.900-12.300 per dollar AS. Pekan ini rupiah diproyeksikan ada di rentang Rp 12.480-12.975 per dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.