Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indosat Bakal Caplok Three?

Kompas.com - 26/12/2014, 08:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan telekomunikasi akan diwarnai aksi merger dan akuisisi lagi. Kabarnya, perusahaan tersebut adalah PT Indosat Tbk (ISAT) yang akan mengakuisisi PT Hutchison 3 Indonesia. Sumber Kontan membisikkan, nilai akuisisi tersebut cukup jumbo yakni Rp 3 triliun-Rp 5 triliun.

Saat ini mayoritas saham Huthinson 3 dikuasai oleh Hutchison Whampoa. Hutchison merupakan perusahaan telekomunikasi yang telah menancapkan kukunya di Vietnam, Sri Lanka, Australia, Austria, Denmark, Hong Kong, Irlandia, Italia, Macau, Swedia, dan Inggris. Jika nantinya ISAT benar akan mencaplok 3, maka ini akan menambah jajaran peleburan perusahaan telekomunikasi.

Meski begitu, manajemen Indosat menolak kebenaran rencana akuisisi 3. Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT mengaku baru mendengar kabar tersebut.

Begitu juga Presiden Direktur ISAT, Alexander Rusli mengaku bahwa berita tersebut murni gosip. Dia justru bilang, selama ini keduanya menjalin kerjasama dalam jaringan fiber optik dan infrastruktur lainnya. "Kerjasama sharing fiber dan infrastruktur jalan terus," imbuh dia.

Saat ini, ISAT memang gencar untuk mencari pendanaan eksternal. Tapi dana tersebut menurut Andromeda untuk memperbaiki struktur utang. Maklum, dana kas setara kas ISAT Rp 2,33 triliun dirasa tak bisa mencukupi.

Emiten halo-halo ini baru meraih pendanaan eksternal dalam jumlah besar. Pada bulan lalu misalnya ISAT menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun. Kemudian, ISAT juga meraih Revolving Credit Facility (RCF) 500 juta dollar AS dari beberapa bank lokal dan asing. Namun, dana tersebut untuk membayar kembali alias refinancing utang jatuh tempo, belanja modal atau capital expenditure (capex), serta belanja operasional atau operational expenditure (opex).

Pada pertengahan tahun depan, ISAT berencana membiayai kembali atau refinancing obligasi senilai 650 juta dollar AS jatuh tempo 2020. Ini karena ISAT ingin menurunkan porsi utang dalam denominasi dollar AS. Saat ini, utang dollar ISAT mencapai 42 persen dari total utang. Menurut manajemen pendanaan tersebut dilakukan karena ISAT ingin menurunkan porsi utang dollar AS menjadi 30 persen.

Rumor tersebut pun ternyata tak diikuti dengan pergerakan saham ISAT. Rabu (24/12/2014) harga saham ISAT anteng di Rp 4.030 per saham. Namun dalam sepekan harga ISAT justru turun 1,22 persen dari Rp 4.080 pada Rabu (17/12/2014).

Kabar tersebut berkembang setelah perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencaplok PT Axis Telekom Indonesia. Kemudian PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) akan merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). (Annisa Aninditya Wibawa, Merlinda Riska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com