Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Masih jadi Tumpuan Ekspor Furnitur Indonesia

Kompas.com - 29/12/2014, 18:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Eropa masih menjadi pasar tujuan ekspor utama produk furnitur Indonesia. Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) mencatat sebanyak 40 persen ekspor produk furnitur bertujuan negara-negara Eropa.

Ketua Umum AMKRI, Sunoto mengatakan, hingga saat ini nilai ekspor produk furnitur Indonesia mencapai 1,972 miliar dollar AS. Dia optimistis nilai ekspor mencapai 2 miliar dollar AS hingga penghujung tahun 2014.

“Eropa masih mendominasi sekitar 40 persen, sisanya AS dan negara Timur Tengah,” kata dia kepada wartawan, di Jakarta, Senin (29/12/2014).

Sunoto menuturkan, industri furnitur pernah menghadapi kendala terbesar. Enam tahun yang lalu, pemerintah membuka keran ekspor rotan. Akibatnya industri dalam negeri kolaps kekeringan bahan baku. Di sisi lain, pelaku industri domestik justru banyak terhambat regulasi dan birokrasi.

“Seperti memberikan peluru ke musuh, pasar kita direbut pesaing-pesaing kita, di mana pesaing kita itu pelurunya dari kita. Kalau mau recovery itu memang butuh waktu,” ucap Sunoto.

Dia berharap ke depan regulasi dan sistem ketenagakerjaan bisa dibangun. Semua yang selama ini menjadi penghambat harus ditekan seminimal mungkin dan yang menjadi pengungkit didorong semaksimal mungkin.

“Setelah terhimpit selama enam tahun, kita bangkitnya kan butuh waktu dan effort yang cukup,” imbuh dia.

Jika semua itu diberesi, Sunoto yakin mampu mencapai target yang diinginkan pemerintah yakni peningkatan nilai ekspor hingga 300 persen dalam lima tahun ke depan. Sunoto juga berharap ada koordinasi dari semua pihak, seperti BPPT dan Polri.

“Bagaimana Polri mengamankan penyelundupan kayu rotan dan bahan baku kita. BPPT, bagaimana menerapkan teknologi tepat guna. Bagaimana dunia pendidikan memberikan desain-desain, supaya desain kita bisa merajai di pasar internasional,” ucap Sunoto.

Sementara itu terkait pelemahan rupiah, dia menilai hal tersebut tidak terlalu memberikan keuntungan signifikan terhadap pelaku industri. Pasalnya banyak pula material finishing yang digunakan di industri ini didatangkan dari luar negeri. Begitu pula bahan peralatan yang berasal dari logam, selama ini banyak diimpor dari China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com