Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Bersubsidi Bisa di Bawah Rp 7.000?

Kompas.com - 31/12/2014, 10:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan mengumumkan kebijakan baru dalam penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rabu (31/12/2014). Apapun kebijakan baru nanti, mulai awal tahun 2015 harga BBM bersubsidi seharusnya semakin murah dari saat ini Rp 8.500 per liter untuk premium dan solar Rp 7.500 per liter.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, memastikan pemerintah mengubah skema pemberian subsidi BBM dari sistem kuota menjadi tetap.

Meski disorot politisi di Senayan, pemerintah akan mengumumkan kebijakan baru hari ini, Rabu (31/12/2014). Skema subsidi tetap dan besaran subsidi per liter BBM akan berlaku mulai 1 Januari 2015.

Dalam skema subsidi tetap ini, pemerintah akan terlebih dahulu menetapkan harga keekonomian BBM. Selanjutnya, pemerintah akan memberikan besaran subsidi di setiap liternya. Namun, Sudirman masih merahasiakan harga BBM bersubsidi mulai awal Januari serta besaran subsidinya. "Pokoknya harga BBM bersubsidi akan berubah, tergantung harga keekonomiannya," kata Sudirman, Selasa (30/12/2014).

Turun harga

Sudirman menambahkan, pemerintah akan memakai asumsi harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) 2015 rata-rata  70 dollar AS per barel. Angka ICP itu dipakai pemerintah saat mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015. di APBN 2015, acuan ICP ialah 105 dollar AS per barel.

Dengan patokan itu, Kontan menghitung, harga pasar premium saat ini sebesar Rp 7.085,31 per liter. Ini dengan komponen alpha sesuai APBN 2015 Rp 766,4 per liter dan nilai tukar rupiah di RAPBNP Rp 12.200 per dollar AS. Lalu, berapa harga BBM bersubsidi nanti?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyebut anggaran subsidi BBM di RAPBNP 2015 hanya sekitar Rp 50 triliun. Dengan perkiraan penggunaan BBM bersubsidi sebesar 50 juta kiloliter, maka besar subsidi per liter adalah Rp 1.000. Artinya, harga BBM bersubsidi nanti Rp 6.085,31 per liter.

Anggota Komisi VII (bidang energi) DPR Airlangga Hartarto menegaskan, sudah seharusnya harga BBM bersubsidi semakin murah. "Harga minyak dunia turun terus, kalau harga BBM bersubsidi tak turun, rakyat yang mensubsidi pemerintah," kata Airlangga.

Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto menyatakan kesiapan untuk melaksanakan segala kebijakan pemerintah. Pertamina menjamin akan memenuhi semua kebutuhan BBM, baik subsidi maupun non subsidi, saat skema subsidi tetap berlangsung dan mengalami penurunan harga.

Bahkan, Pertamina juga mulai bersiap-siap memenuhi pasokan BBM jenis Pertamax (kandungan oktan 92) jika pemerintah akan menghapuskan premium (oktan 88). "Kalau memang pasarnya akan ke sana, Pertamina akan menyiapkan, tetapi ini akan bertahap," tutur Dwi.

Jika harga BBM bersubsidi turun, harga barang dan jasa di tingkat konsumen seharusnya ikut turun. Karena, saat harga BBM naik 18 November lalu, para pengusaha ramai-ramai menaikkan harga barang dan jasa. (Adi Wikanto, Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika, Jane Aprilyani)
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com