"Secara umum, kita masih lihat soal konsidi bagaimana inflasi, bagaimana transaksi berjalan dan secara umum neraca perdagangan kita," ujar Agus di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (2/1/2014).
Kehati-hatian BI, kata dia, lantaran bank sentral Indonesia itu melihat adanya hal yang mesti dilihat perkembangannya. Hal tersebut, ucap Agus, adalah transaksi perdagangan yang diperkirakan masih tertekan pada Desember lalu.
Meskipun begitu, Agus menyakini bahwa ekonomi Indonesia tahun 2015 dapat lebih baik, lantaran pemerintah dinilai telah mengambil kebijakan-kebijakan yang baik pada dua bulan menjelang akhir tahun 2014.
"Asumsi terkait dengan inflasi, kita masih akan mendiskusikan lagi, tapi kalau sekarang masih ada di posisi 4 plus minus 1 persen Secara umum melihat pertumbuhan ekonomi, kita masih ada di 5,4 sampai 5,8 persen," kata dia.
Sebelumnya, saat BBM mengalami kenaikan per tangan November lalu secara langsung BI rate juga dinaikan sekitar 0,25 persen atau dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen.
baca juga:
Ini Komentar Jokowi soal Penghapusan Subsidi untuk Premium