"Kami sambut baik soalnya premium enggak disubsidi dari Rp 8.500 jadi Rp 7.600. Solar dari Rp 7.500 jadi Rp 7.250. Kami sambut baik premium ikuti harga pasar," ujar Ketua Umum APINDO Hariyadi Sukamdani, Jakarta, Jumat (2/1/2014).
Menurut APINDO, pelimpahan penentuan harga premium ke pasar disebabkan beberapa faktor eksternal. Salah satu yang menjadi faktor utama adalah adanya perang produksi minyak Amerika Serikat dan Arab Saudi.
"Ada perang Saudi-AS. AS temukan shale gas, harga keekonomian jadi 70 dolar AS per barrel," kata dia.
Menurutnya, harga minyak dunia kata dia juga akan berdampak positif lantaran Indonesia memiliki banyak waktu untuk mulai beralih ke energi alternatif. Sementara itu, saat ditanya prediksi berapa lama penurunan harga minyak dunia, APINDO mengatakan bahwa penurunan itu akan lebih dari setahun.
"Perkiraan kami bisa setahun lebih masalah turunnya ini. Saudi itu produksinya gak mahal, tapi yang bikin naik turun itu komoditias, ada yang "menggoreng" itu permainan atau rekayasa di perminyakan dunia--di Indonesia bahkan ada," ucap Hariyadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.