Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Rempah Dapur, Pemuda Ini Raup Omzet Ratusan Juta

Kompas.com - 10/01/2015, 07:07 WIB


KOMPAS.com -
Menjadi pengusaha di usia yang masih relatif muda menjadi pilihan hidup Adi Pramudya. Pria berusia 22 tahun ini menentukan pilihan pada sektor agribisnis sebagai bisnisnya. Dia membudidayakan berbagai rempah dapur seperti lengkuas, kencur dan kunyit.

Laki-laki asal Pati, Jawa Tengah ini memiliki lahan untuk budidaya di Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Adi mencium peluang bisnis rempah-rempah yang masih cukup prospektif, ketika dia pada suatu waktu mengunjungi lahan pertanian di Bogor bersama kerabatnya. Lahan di daerah itu masih sangat luas dan banyak yang masih menganggur.

Dia lantas berpikir, ini bisa menjadi kesempatan yang luas bagi anak muda sepertinya. Sebab, saat ini tidak banyak anak muda yang melirik sektor agribisnis sebagai lahan bisnis.

Adi memulai usaha ini sejak tahun 2012. Lewat CV Anugrah Adi Jaya, dia memiliki lahan seluas 5 hektare (ha). Setiap ha lahan bisa menghasilkan 35 ton hingga 40 ton rempah. Setiap kali panen, dia bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta.

Adi bilang, budidaya rempah-rempah ini terbilang mudah karena perawatannya tidak sulit dan kecil kemungkinan gagal panen. Tidak seperti budidaya singkong yang pernah Adi jalani sebelumnya. Walaupun budidaya singkong juga mudah, namun menurut Adi, harga singkong di pasaran tidak bersahabat.

Harga singkong di pasaran hanya Rp 700 per kilogram (kg). Dari penjualan hasil panen, dia hanya mendapatkan untung bersih sekitar Rp 5 juta. Namun hal itu tidak berlaku ketika dia beralih membudidayakan rempah-rempah. Dari situ, dia bisa meraup laba bersih berkali-kali lipat. Adi mengaku, dengan membudidayakan rempah-rempah tersebut, dia bisa mengantongi omzet Rp 70 juta per ha dengan profit 40 persen-50 persen.  

Saat dia memulai membudidayakan rempah-rempah, Adi memilih menanam lengkuas karena tidak memerlukan modal telalu besar ketimbang jenis rempah lainnya. Usahanya berkembang cukup cepat. Dalam waktu dua tahun terakhir, Adi sudah menguasai pasar induk di seluruh Jabodetabek sebagai salah satu pemasok bumbu dapur jenis lengkuas.

Adi pun sudah berhasil menembus pasar ekspor luar negeri seperti Jerman dan Belanda. Waktu itu dia ekspor kencur dari kelompok tani bentukannya.

Pada musim panen di pertengahan tahun ini, Adi menargetkan bisa meraup omzet hingga Rp 750 juta. Ini karena luas lahan Adi sudah bertambah dari 5 ha menjadi 11,5 ha.    

Tahun 2014 merupakan tahun keberuntungan baginya. Sebab, pada tahun kemarin dia bisa memperluas total lahan yang dikelola menjadi 11,5 ha.  Sekitar 70 persen lahan ditanami lengkuas, sisanya ditanami tanaman kencur dan kunyit.

Pada pertengahan tahun 2015, Adi juga akan merambah menanam komoditas jahe. Tanaman ini memerlukan modal cukup besar. Untuk satu ha itu menghabiskan dana Rp 70 juta−Rp 80 juta. "Nanti kalau sudah punya bibit, saya perluas lagi," ungkap Adi.  

Lewat usahanya ini, Adi pantas berbangga diri karena dia mampu membiayai kuliah sendiri sejak semester empat. Adi pun tetap bisa lulus kuliah tepat waktu. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com