Kali ini, ia juga langsung "menyentuh" para pelanggan AirAsia melalui surat pribadinya kepada para penumpang maskapai Malaysia tersebut.
Berikut tulisan Iskandar dalam Kompasiana mengenai surat Tony Fernandes.
Pagi ini, saya dapat surat dari pemilik AirAsia. Tentu saja saya bukan satu-satunya orang yang menerima surat lantaran surat tersebut ditujukan untuk semua pelanggan AirAsia atau mereka yang pernah membeli tiket AirAsia. Surat disebarkan ke semua pengguna AirAsia di seluruh dunia, dengan beragam standar bahasa yang berbeda, Melayu, Inggris, Mandarin, Indonesia, dan mungkin masih banyak lagi.
Tony tidak menulis surat itu atas nama perusahaannya atau maskapai yang didirikannya. Dia menuliskannya atas nama pribadi, atas nama seorang pengusaha kelahiran Malaysia yang menjalankan bisnis dengan segala getir pahit dan manis yang dirasakan. Dia memulainya dengan mengatakan, "Beberapa pekan terakhir adalah masa-masa paling sulit dalam hidup saya sejak mendirikan AirAsia 13 tahun yang lalu."
Ini adalah surat personal yang ditujukan untuk setiap individu yang terkait dengan bisnisnya, khususnya bisnis penerbangan sipil bermerek AirAsia yang sudah terbang selama belasan tahun. Ketika terjadi sebuah musibah yang menimpa penerbangan QZ8501, Tony langsung menganggap cobaan berat ini sebagai urusan pribadinya, bukan sekadar perkara bisnis yang diselesaikan secara bisnis sebagaimana lazimnya atau (meminjam mulut orang bisnis) sebagaimana mestinya.
Karena surat ini sangat bersifat pribadi, Tony meminta agar para pelanggannya dapat membacanya dan menerima pesan yang ingin dia sampaikan lewat bahasa ibu setiap penerima surat. Maka dari itu, diterjemahkanlah surat itu ke beberapa bahasa.
Dari segi bahasa, surat Tony memang ditujukan untuk orang Indonesia dengan bahasa Indonesia. Bukan sekadar diterjemahkan dari bahasa aslinya (saya menebak Tony menulisnya dalam bahasa Inggris) sehingga saya sebagai penerima membacanya sebagai surat yang benar-benar ditujukan untuk saya seorang.
Dalam suratnya, Tony meneguhkan komitmennya untuk mengevaluasi dan menyempurnakan produknya. Kalimat ini, dari tinjauan PR, merupakan respons tepat atas reaksi pemerintah Indonesia yang menyoroti soal penerapan harga murah beberapa penerbangan dan bergegas menerapkan aturan baru terkait penerbangan murah. Meskipun pemerintah tidak menyebutkan AirAsia dalam pertimbangan kebijakannya, masyarakat dapat asal muasalnya. Maka dari itu, alih-alih memperdebatkan hal tersebut, Tony memilih untuk bergerak maju dengan terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan atas layanan yang selama ini diberikan kepada pelanggan.
Sungguh sebuah respons yang pas dan tidak berlebihan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.