Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM Upayakan Urai Masalah di Sektor Baja untuk Menekan Impor

Kompas.com - 14/01/2015, 00:16 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor industri baja nasional saat ini masih tertekan lantaran kebutuhan baja nasional masih tergantung dengan pasokan baja impor.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, pemerintah akan berupaya mengurai tersumbatnya sektor baja nasional. Salah satu yang diupayakan yaitu mempermudah investor untuk mau menanamkan dananya di sektor baja.

"Langkah BKPM mengurai sumbatan investasi sektor baja diharapkan dapat menekan angka impor baja, karena banyak rencana investasi yang masih terhambat," ujar Franky dalam keterangan persnya, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Menurut Franky, BKPM akan melakukan pengecekan dan fasilitasi rencana investasi yang masuk dalam pipeline dan bersinergi dengan kalangan investor baja untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Salah satu yang menjadi perhatian dia yaitu isu kenaikan tarif dasar listrik yang sering dikeluhkan pengusaha.

Berdasarkan data Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2013, dari total kebutuhan baja 12,69 juta ton pada tahun 2013, 8,19 juta ton di antaranya berasal dari impor dengan nilai sebesar 14,9 Miliar dollar AS.

BKPM juga mencatat realisasi investasi sektor baja selama 2010-kuartal 3 2014 menyerap tenaga kerja 148.851 ribu orang. Sebanyak 58 persen di antaranya diserap oleh Penanaman Modal Asing (PMA).

Sementara dari sisi lokasi investasi, masih terpusat di Jawa sebanyak 96 persen proyek baik PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com