Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Amran Lomba Tanam Padi dengan Gubernur Jateng

Kompas.com - 15/01/2015, 10:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis


KLATEN, KOMPAS.com - "Blusukan" Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terlihat berbeda. Maklum saja, kunjungan ke daerah yang disebut Amran sebagau tawaf ini,  dalam rangka memenuhi inisiatif dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pantauan kompas.com, Kamis (15/1/2015), ratusan pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sudah berjajar dari jalan masuk menuju sawah, sejak pukul 08.00 wib.

Adapun jarak dari jalan raya hingga sawah yang hendak ditanami Amran secara simbolik, sekitar dua kilometer. Beberapa pelajar mengenakan seragam batik. Sedangkan beberapa yang lain mengenakan seragam olahraga. Andan (13) pelajar SMP Negeri 3 Polanharjo, salah satu yang meramaikan tawaf Amran dan Ganjar, mengaku hari ini sekolahnya tidak libur.

Hanya, lantaran akan ada agenda yang dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, maka kegiatan belajar mengajar diselesaikan lebih awal dari jadwal biasanya.

"Belum pernah lihat Pak Ganjar," kata Andan.

Untuk menuju lokasi ini, Andan dan belasan teman-temannya mengayuh sepeda. Sekita pukul 09.00, Ganjar dan Amran tiba di lokasi. Keduanya, lalu 'berlomba' menanam padi organik menggunakan traktor.  Perlombaan itu pun, dimenangkan oleh Amran.

Ditanya pengalamannya itu, Amran mengaku hal itu sudah menjadi tugasnya. "Enggak berat kok. Karena ini sudah pekerjaan saya. Kemarin sampai sekarang tawaf sudah di 17 provinsi," ucap Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com