"Niatnya sudah bagus, tapi menurut kita (SPI) perlu lebih spesifik apa tugas 50.000 Babinsa itu," ujar Ketua Umum SPI Hendry Saragih saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Menurut dia, semua stakeholader baik pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat yang terlibat langsung maupun tak langsung memiliki tanggung jawab atas pangan nasional. Tetapi harus tetap sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Pengerahan 50.000 Babinsa sebagai penyuluh pertanian, menurut Henry harus dilakukan secara proporsional. Pasalnya, tidak semua Babinsa memiliki pengetahuan yang baik dalam sektor pertanian.
Sebenarnya kata Henry, apabila mengacu pada tugas dan fungsi, TNI AD kata dia bisa juga terlibat dalam sektor pertanian di luar produksi. Bagi dia, masalah krusial pertanian saat ini justru ada pada tahap distribusi.
"Yang lebih penting misalnya masuknya hasil pertanian impor yang ilegal, lalu praktik penimbunan pangan, dan manipulasi produk pertanian. Jadi bisa disitu," kata dia.
Dia mencontohkan, para tentara di Venezuela membantu pertanian dengan melakukan penjagaan ketat diperbatasan negara tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah masuknya hasil pangan ilegal ke Venezuela.
Sementara itu di dalam negeri, tugas TNI AD juga bisa membantu Kepolisian untuk mencegah atau menindak para pelaku penyelundup pupuk subsidi ke luar negeri. "Itu yang lebih mendesak saat ini karena faktor krusial pertanian sekarang ada di distribusinya," ucap Henry.
Sebelumnya, personel Babinsa TNI Angkatan Darat (AD) mendapatkan tugas baru untum turun ke sawah. Mereka dikerahkan membantu sosialisasi bidang pertanian kepada kelompok tani. Hal tersebut dilakukan untuk membantu mewujudkan ketahanan pangan 2018 mendatang.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Kolonel Wuryanto mengatakan, TNI AD bekerja sama dengan Kementerian Pertanian telah menandatangani nota kesepahaman pada 7 Januari 2015 lalu. Melalui MoU itu, sekitar 50.000 personel Babinsa di Indonesia digerakkan membantu kelompok tani.
"Kerja sama meliputi penyuluhan pertanian, pendistribusian bibir, pupuk hingga peralatan pertanian. Selain itu membantu perbaikan wadukatau irigasi. Pokoknya Babinsa masuk ke sawah, kini," ujar Wuryanto saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (15/1/2015) malam.
Pasca-penandatanganan MoU, Panglima Kodam di seluruh Indonesia akan melanjutkannya dengan kesepakatan bersama Kepala Dinas Pertanian di tingkat provinsi. Pangdam juga menggelar pendidikan dan pelatihan pertanian bagi para Babinsanya. Kemudian, para Babinsa berbaur dengan kelompok tani untuk pendampingan aktivitas pertanian.
baca juga: 50.000 Babinsa Masuk Sawah Dikritik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.