Poin penting pertama terkait data flight data recorder (FDR) atau perekam data penerbangan. Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501, Marjono Siswosuwarno, mengatakan bahwa FDR terdiri dari 1.200 parameter yang bisa digunakan untuk menentukan kondisi pesawat.
"Namun, biasanya, dari investigasi 34 parameter saja sudah mampu mengetahui kondisi pesawat. Jadi, enggak perlu 1.200 parameter diinvestigasi," ujar Marjono saat konferensi pers di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Selanjutnya, poin penting kedua yang diungkapkan KNKT terkait dengan waktu rekaman FDR. Menurut KNKT, FDR melakukan perekaman selama 3 menit 20 detik.
Poin ketiga, terkait kondisi cuaca saat pesawat AirAsia QZ8501 jatuh. Menurut dia, kondisi cuaca yang diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat hari naas itu benar.
KNKT mengungkapkan bahwa kondisi cuaca tanggal 28 Desember 2014 berawan dan terdapat awan kumulonimbus. Bahkan, awan itu mencapai titik tertinggi, yakni 44.000 kaki.
"Terdapat awan kumulonimbus, puncaknya awan itu sampai 44.000 kaki," kata Marjono.
Sementara itu, poin penting keempat terkait dengan waktu pesawat naik dari ketinggian awal 32.000 kaki ke sekitar 37.000 kaki dalam tempo 30 detik. Setelah itu, 30 detik kemudian, pesawat menunjukkan penurunan.
Baca juga: KNKT: Sebelum Jatuh, Moncong AirAsia QZ8501 Naik Lebih dari 8 Derajat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.