Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Pastikan Investor Lokal Dilibatkan dalam Proyek Infrastruktur Listrik 35.000 Megawatt

Kompas.com - 03/02/2015, 19:35 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakill Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa proyek infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 megawatt akan digarap pemerintah bersama investor asing dan investor lokal dalam masalah pendanaan mau pun perizinannya. Hal itu dikatakan Kalla setelah mengikuti rapat dengan sejumlah menteri terkait yang membahas realisasi salah satu proyek utama yang digagas pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tersebut.

“Tentu umumnya itu join antara lokal dan luar dalam masalah pendanaan dan masalah jalur,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikam 35.000 megawatt tersebut diperlukan dana sekitar Rp 450 triliun. Setiap 1 megawatt, kata Kalla, diperlukan dana kurang lebih 1,5 juta dollar AS.

“Kalau 35.000 megawatt itu berarti 35 miliar dollar AS. Lalu 35 miliar dollar AS itu dikali Rp 12.000, kira-kira Rp 450 triliun lah ya,” papar Kalla.

Dengan besarnya anggaran yang diperlukan untuk proyek tersebut, Kalla mengatakan, perkembangan realisasi proyek ini harus selalu dipantau setiap waktunya.

Dalam rapat hari ini, menurut Kalla, disampaikan bahwa proyek ketenagalistrikan tersebut menarik minat investor dari banyak negara. Kalla menyebut Jepang, China, dan Eropa yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menggarap proyek tersebut. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini mengutamakan perluasan pembangkit listrik yang ada. Kalla meyakini dengan perluasan pembangkit listrik yang ada, target pembangunan 35.000 megawatt bisa tercapai.

“Perluasan kan sekarang ini dan mulut tambang. Kita geothermal itu dulu didahulukan karena itu lebih mudah, tidak perlu ada izin baru, lahan, dan sebagainya, tidak perlu ada amdal, tinggal amdal tambahan saja tapi pelabuhan sudah ada. Itu saja mencapai hampir 20.000 megawatt, ditambah PLN, jadi kita bisa capai,” ujar Kalla

Diberitakan sebelumnya, industri peralatan pembangkit di dalam negeri meminta pemerintah memberi ruang bagi mereka untuk berperan dalam proyek infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 megawatt. Apalagi, industri di dalam negeri memiliki kemampuan menyediakan beragam kebutuhan infrastruktur kelistrikan tersebut.

Terkait hal ini, Asosiasi Industri Ketel Uap dan Bejana Bertekanan Indonesia (AKUBBI) bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk meminta agar ada ruang bagi industri dalam negeri terlibat dalam proyek ketenagalistrikan 35.000 MW. Berdasarkan data Kemenperin, industri dalam negeri mampu membuat turbin berkapasitas hingga 27 MW, generator 10 MW, ketel uap 660 MW, dan transformator berkapasitas hingga 550 kilovolt ampere.

Ketua Umum AKUBBI Eko Sulianto mengatakan, pada proyek 10.000 MW lalu tidak ada ruang yang diberikan bagi industri peralatan pembangkit dalam negeri. Apalagi, proyek tersebut didanai dari luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com