Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Anggarkan Rp 5 Miliar untuk Ketersediaan Bibit Sapi Unggul

Kompas.com - 09/02/2015, 16:02 WIB

BOGOR - Untuk mendukung ketersediaan bibit sapi unggul sebagai upaya mencapai swasembada sapi, Kementerian Pertanian akan mengembangkan Balai Embrio Ternak (BET) di seluruh Indonesia.

Kementerian Pertanian pun siap mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar dalam mengembangkan sembilan Balai Embrio Ternak (BET) yang ada di Indonesia, dengan harapan bisa memproduksi embrio sapi kembar.

“Kami mendorong semua Balai Embrio Ternak yang ada agar produksi embrio ditingkatkan untuk mendukung ketersediaan bibit sapi unggul di Indonesia. Kami siap mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk mengembangkan Balai Embrio Ternak di sembilan wilayah Indonesia. Diharapkan tahun ini sembilan balai embrio ternak tersebut sudah siap beroperasi” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di sela kunjungan ke Balai Embrio Ternak Cipelang, Kabupaten Bogor.

Menurut Mentan, sembilan wilayah yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan Balai Embrio Ternak baru tersebut, antara lain di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur. Dengan penambahan jumlah Balai Embrio Ternak tersebut diharapkan mampu meningkatkan kelahiran sapi kembar hingga 500.000 ekor.

Sementara itu melalui program inseminasi buatan (IB), Mentan menyatakan dari 6 juta populasi sapi indukan saat sekarang diharapkan mampu mencapai 2 juta ekor yang menerima IB. Dari 6 juta ekor induk tersebut nantinya ditargetkan mampu meningkatkan populasi ternak 3 juta ekor terdiri 1,5 juta ekor dari kelahiran alamiah dan 1,5 juta ekor melalui IB.

Kepada Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang, Mentan meminta untuk bisa meningkatkan produksi embrio menjadi 1.000 bahkan menjadi 500.000 per tahun, karena dirinya sangat ingin  untuk dapat  meningkatkan produksi embrio, karena tidak ada pilihan lain selain meningkatkan produksi embrio kebutuhan sapi di Indonesia tercukupi, sehingga tidak tergantung pada impor.

“Saya minta 500.000 embrio per tahun sesuai kebutuhan, dengan anggaran kita yang ada, kita bisa perluas lahan dan perbanyak sapi indukan, kalau kita mampu maka tidak perlu impor,  kalau ada waktu saya akan pantau pencapaian target produksi 500.000 embrio ini,” kata Mentan.

Menanggapi permintaan embrio tersebut, Kepala BET Cipelang Tri Harsi, menyatakan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat siap mewujudkan keinginan Menteri Pertanian untuk meningkatkan produksi embrio guna mendukung ketersediaan bibit sapi unggul di Indonesia. Meningkatkan produksi dapat saja dilakukan, tetapi butuh persiapan, selain lahan, indukan, juga sumber daya manusianya.

“Kebutuhan lahan idealnya untuk memproduksi masa bibit embrio besar-besaran dengan 1.000 ekor sapi donor yakni antar 400 hingga 500 hektar. Luas lahan ini sangat luas untuk penghijiauan dan pemeliharaan sapi-sapi donor dan indukan yang ada di balai embrio. 500 hektar itu untuk leluasa bagi pemelihara, penghijauan, laboratorium, kalau kantor tidak perlu, hanya untuk sapi produksi bibit saja,” kata Kepala BET Cipelang.

Kepala BET Cipelang menuturkan saat sekarang  Balai Embrio Ternak Cipelang, hanya memiliki lahan seluas 90 hektar, dengan jumlah sapi indukan sekitar 600 ekor. Lahan tersebut sudah tidak bisa dikembangkan lagi.

Walaupun demikian, dalam setahun, BET Cipelang mampu menghasilkan 600 hingga 700 embrio melalui dua metode yakni invintro dan invivo. Selain itu, teknologi yang digunakan juga mampu menghasilkan embrio kembar. Satu sapi dapat memproduksi embrio hingga 20 embrio per tahun. Total ada sekitar 650 sapi indukan dan donor di BET-Cipelang.

Pada tahun 2014, BET menghasilkan 750 embrio yang disalurkan ke seluruh Indonesia dan tahun 2015 target produksi 850 embrio.

“Metode yang digunakan dalam memproduksi embrio melalui dua cara yakni invivo adalah produksi embrio di dalam tubuh sapi dan invitro adalah produksi embrio di luar tubuh sapi dengan menggunakan teknologi laboratorium terkini. Produksi embrio menggunakan sapi-sapi donor terbaik di BET Cipelang dan di luar BET Cipelang. Dalam satu tahun Balai Embrio Ternak-Cipelang mampu menghasilkan 750 embrio atau bibit sapi baru yang berkualitas dan di tahun 2015 ini kami menargetkan untuk memproduksi 850 embrio”tutur Kepala BET Cipelang.

Kepala BET Cipelang menyatakan sejak berdiri pada 1991 hingga 2014 telah didistribusikan bibit pejantan unggul sebanyak 183 ekor, embrio 9.132, bibit betina 373 ekor  dan pada 2014 BET Cipelang mampu memproduksi sebanyak 716 embrio dan 70 ekor bibit ternak unggul yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Sapi-sapi pejantan unggul yang dihasilkan BET Cipelang telah didistribusikan ke Balai Inseminasi Buatan (BIB) nasional maupun BIB daerah diantaranya BIB Singosari, BIB Lembang, BIBD Sumatera Utara, BIBD Yogyakarta, BIBD Lampung dan lain-lain.

“Dalam upaya mendukung program GBIB (Gerakan serentak Birahi dan Inseminasi Buatan) tahun 2015 untuk swasembada daging nasional BET Cipelang mendapatkan tugas mensukseskan pelaksanaan gerakan tersebut sebanyak 26.000 ekor dengan lokasi di Provinsi Riau 10.000 ekor, Sulawesi Tenggara 10.000 ekor , Sulawesi Barat 5.000 ekor dan Banten 1.000 ekor” kata Kepala BET Cipelang.

Lebih lanjut, Kepala BET Cipelang menerangkan bahwa embrio yang diperuntukkan bagi program swasembawa daging memang perlu menggunakan metode invitro atau laboratorium karena yang paling memungkinkan adalah dengan cara metode tersebut. Selain itu  pengembangan instalasi embrio ternak di sembilan wilayah untuk meningkatkan produksi juga memerlukan perhitungan selain anggaran juga ketersediaan sumber daya manusia, kriteria produktivitasnya seperti apa dan kemana saja akan dipasarkan.

“Ada banyak tantangan yang dihadapi untuk meningkatkan produksi embrio sapi bibit unggul, terutama dari metode invivo dinilai agak sulit menghasilkan embrio, karena satu donor hanya bisa empat kali produksi sapi dalam setahun. Harga sapi donor juga cukup mahal. Untuk satu ekor sapi betina dijual seharga Rp 60 juta dan sapi jantan seharga Rp100 juta.Total biaya Rp 4,5 miliar itu baru hitungan kasar untuk bibit, belum pembangunan instalansi dan sumber daya manusianya. Misalnya alat laboratorium cukup Rp500 juta untuk mikroskop dan inkubator serta peralatan lainnya,” terang Kepala BET Cipelang .

Kepala BET Cipelang juga mengakui sejumlah kendala untuk memenuhi target kelahiran sapi kembar yakni keterbatasan ketersediaan embrio yang dimiliki. Kemampuan embrio untuk program ‘twin’ hanya seribu, embrio harus ditingkatkan ketersediaannya, sedangkan untuk meningkatkan ketersediaan embrio bagi program kelahiran sapi kembar, harus memanfaatkan ovarium sapi betina produktif yang dipotong di rumah potong hewan, dan hal itu yang tidak mudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com