Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Besar Manipulasi Data, Kementerian KKP Gerah

Kompas.com - 14/02/2015, 11:58 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementarian Kelautan dan Perikanan (KKP) gusar bukan main. Pasalnya, kapal-kapal ikan yang berkapasitas diatas 30 Gros Ton (GT) malah menggunakan alat tanggap ikan jenis cantrang.

Padahal, berdasarkan Permen KP No 2 Tahun 2011, kapal diatas 30 GT tak boleh menggunakan cantrang karena akan merusak biota-biota di dasar laut.

Menurut Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja, hal itulah yang membuat Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selama ini "gerah". Bahkan, gara-gara ingin menggunakan cantrang, pemilik kapal-kapal itu juga melakukan berbagai manipulasi data sehingga mendapat berbagai fasilitas yang seharusnya diperuntukan untuk nelayan kecil.

"Tadinya melanggar mau memenuhi cantrang, dan tidak bayar PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak), malah dapat solar subsidi juga (seharusnya tidak dapat). Melanggar juga karena dia keluar dari wilayahnya, menabrak wilayah orang lain (melaut lebih dari 12 mil mengunakan cantrang). Jadi, dari satu pelanggaran, jadi melanggar aturan lainnya," ujar Syarif di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (13/2/2015).

Sebenarnya kata dia, berdasarkan Permen KP Nomor 2 Tahun 2011, pengunaan alat tangkap ikan jenis cantrang diperbolehkan asal memenuhi berbagai syarat ketentuan. Pertama, penggunaan cantrang dibolehkan untuk kapal dibawah 30 GT. Kedua, penggunaan cantrang hanya boleh dilakukan di bawah 12 mil laut wilayahnya.

Namun, kenyataan di lapangan, data kapal besar itu dimanipulasi dengan melakukan mark down alias pengurangan data kapasitas kapal. Alhasil, kapal yang memiliki kapasitas di atas 30 GT didata menjadi di bawah 30 GT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com