Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Tunggu Penyebab Kisruh Lion Air

Kompas.com - 22/02/2015, 15:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Sabtu (21/2/2015), penerbangan Lion Air di sejumlah bandara mulai normal, tetapi masyarakat tetap menunggu penjelasan mengenai penyebab kisruh penundaan dan pembatalan penerbangan maskapai tersebut. Penjelasan yang diterima masyarakat tidak memuaskan.

Berbagai kalangan meminta agar Lion Air dan pemerintah menjelaskan penyebab kisruh penerbangan tersebut di beberapa kota karena hal yang sama pernah terjadi pada 2013.

Publik, melalui situs www.change.org, menggalang dukungan untuk meminta Lion Air dan pemerintah menjelaskan penyebab keterlambatan dan pembatalan penerbangan selama tiga hari itu. Hingga semalam sudah 9.942 warga yang menandatangani petisi tersebut.

Pada September 2013, sejumlah penerbangan Lion Air di beberapa kota, seperti Makassar, Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar, mengalami penundaan dan pembatalan. Penyebab kejadian itu hingga kini juga tak diketahui. Saat itu banyak spekulasi mengenai penyebab kisruh maskapai penerbangan ini, mulai dari pilot yang mogok hingga suku cadang pesawat yang tertahan di bea dan cukai. ”Mana pernah mereka kasih informasi kalau ada apa-apa,” ujar Rusli, calon penumpang di Batam. Para penumpang menduga alasan kerusakan pesawat hanya mengada-ada karena keterlambatan sudah terjadi sejak Rabu lalu.

Imran, calon penumpang di Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan, maskapai Lion Air harus dievaluasi menyeluruh.

”Kalau penumpangnya hampir terlambat sedikit saja, pihak maskapai mempermasalahkan. Tapi, kalau terlambat berangkat, penumpang tidak mendapat penjelasan memuaskan,” katanya.

”Ini mengecewakan. Penumpang yang proaktif bertanya, bukan pihak maskapai yang menjelaskan penyebab keterlambatan,” kata Syaiful, calon penumpang lain.

Untuk mendesak

Di kalangan masyarakat dan media sosial beredar spekulasi mengenai penyebab kisruh itu, mulai dari pegawai yang mogok, kekurangan pesawat, hingga jumlah tempat duduk yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah tempat duduk yang tersedia. Bahkan, ada juga yang menyebutkan kasus ini menjadi bagian dari upaya untuk mendesak pemerintah agar Lion Air mendapat izin rute baru.

Sebelumnya, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait membantah dugaan ada pilot yang mogok. Ia menjelaskan, kerusakan pesawat menjadi penyebab penundaan dan pembatalan penerbangan.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, ketika dikonfirmasi, membantah mengenai kemungkinan ada tekanan dalam penanganan kasus ini. ”Saya tidak bisa ditekan. Keselamatan penumpang adalah nomor satu,” katanya.

Ia menambahkan, sanksi sudah diberikan kepada Lion Air, yaitu memberikan surat peringatan dan pembekuan izin rute baru hingga maskapai penerbangan itu bisa memaparkan standar penanganan krisis. Ketika ditanya mengenai penyebab kisruh, Jonan mengatakan, yang terpenting saat ini penerbangan kembali normal.

Pemerintah perlu tegas

Pengamat penerbangan, Garry Soejatman, mengatakan, sudah saatnya pemerintah tegas terhadap maskapai penerbangan yang tidak memberikan layanan yang baik. Ketegasan pemerintah sangat diperlukan karena pelanggaran yang dilakukan Lion Air sudah sangat banyak dan sering terlambat sehingga merugikan masyarakat.

Sementara itu, setelah tiga hari mengalami penundaan dan pembatalan penerbangan, sejumlah pesawat milik maskapai penerbangan Lion Air kembali beroperasi. Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, berangsur normal.

Kepala Bagian Humas PT Angkasa Pura II Achmad Syahir mengatakan, menurut informasi yang diterima dari Lion Air, kemarin banyak penerbangan yang dijadwal ulang.

”Ada beberapa pesawat yang penumpangnya sedikit sehingga mereka dipindahkan ke pesawat lain dengan rute yang sama,” kata Syahir.

Meski demikian, menurut Syahir, penerbangan Lion Air sudah mulai normal. Hal itu dibuktikan dengan tidak ada pesawat yang tertunda. Semua penumpang dipastikan hari ini bisa berangkat meski sebagian harus dijadwalkan ulang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com