Indeks dollar AS mempertahankan tren pelemahannya hingga dini hari tadi masih akibat pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen, yang kembali melakukan testimoni yang sama malam tadi kepada Senate Banking Committee.
Turunnya angka penjualan rumah baru AS menambah tekanan terhadal indeks dollar AS. Malam nanti ditunggu angka inflasi AS yang diperkirakan turun signifikan dengan peluang menjadi deflasi dari kisaran 0,8 persen YoY di bulan Desember 2014. Pengumuman angka inflasi itu diperkirakan dapat memicu tambahan tekanan bagi dollar.
Pernyataan Yellen sehari sebelumnya juga menularkan efek pelemahan dollar AS di pasar Asia Rabu (25/2/2014) pagi. Rupiah berhasil menguat signifikan bersama mata uang lain di Asia.
Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, naiknya indeks manufaktur Tiongkok ke atas 50 juga membantu memberikan sentimen positif. "Rupiah menguat bersamaan dengan penguatan IHSG serta SUN hingga Rabu sore. Pagi ini rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya," sebutnya.
Pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, data Bloomberg menunjukkan rupiah dibuka menguat ke posisi Rp 12.849 per dollar AS dibanding penutupan kemarin pada 12.856.