Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Kelolaan Bahana TCW Capai Rp 28 Triliun per Akhir Februari

Kompas.com - 05/03/2015, 06:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bahana TCW Investment Management, mencatat dana kelolaan per akhir Februari 2015 mencapai Rp 28 triliun dengan pangsa pasar sekitar 6,3 persen.

Edward Lubis Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management menuturkan, dengan perolehan itu, perseroan menempati urutan kelima terbesar dalam industri pengelolaan investasi di Indonesia berdasarkan total dana kelolaan.

Pada tahun ini, Bahana TCW memasang target pertumbuhan dana kelolaan sebesar 12 persen menjadi Rp 30 triliun dari Desember 2014 sebesar Rp 27 triliun.

“Jumlah tersebut mencapai 108 persen dari target tahun 2014 yakni sebesar Rp 25 triliun. Selanjutnya, pada tahun ini kami targetkan pertumbuhan moderat, namun diharapkan tetap tumbuh lebih baik dibanding industri,” ujar Edward Lubis dlam keterangan resminya, Rabu (5/3/2015).

Tahun 2015 ini, Bahana TCW menargetkan bisa meluncurkan 12 produk atau layanan investasi yang baru dan tetap menitikberatkan kepada penawaran produk-produk existing yang berbasis ekuitas.

Dalam kesempatan itu, Bahana meraih penghargaan “Reksa Dana Pasar Uang Terbaik 2015” untuk periode 1 tahun versi Majalah Investor.

“Tahun 2014 adalah tahun politik yang penuh dinamika dan penuh ketidakpastian, dengan latar belakang tingginya suku bunga jangka pendek. Investor cenderung take profit, beralih dari produk agresif seperti reksa dana saham ke produk konservatif seperti reksa dana pasar uang,” ujar Edward Lubis.

Bahana Dana Likuid (“BDL”) berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut dengan membukukan yield 9.03 persen dan menjadi pilihan menarik bagi investor, sehingga unit penyertaaannya tumbuh sebesar 78 persen sepanjang tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com