Menurut Kalla, pemerintah memiliki agenda pembangunan proyek kelistrikan sebesar 35 gigawatt (GW), di mana sebanyak 10 GW akan dikembangkan oleh PT PLN (Persero), dan sebanyak 25 GW rencananya akan dikembangkan oleh Independent Power Producer (IPP).
"“Sering kita berdebat susah karena lahan. Padahal untuk membebasakan lahan hanya kurang dari 0,5 persen dari total investasi. Jangan pelit terhadap rakyat. Rakyat harus dikasih harga yang baik untuk tanah yang dipakai. Karena harga tanah tidak sebanding dengan nilai barang yang mau dipakai. Tapi rakyat jangan semena-mena juga harga Rp 100.000 minta Rp 3 juta,” kata Kalla, Kamis (12/3/2015).
Kalla menyadari, pembebasan lahan sejauh ini masih menjadi permasalahan klasik dalam proyek kelistrikan. Padahal, pembebasan lahan hanya sebesar kurang dari 0,5 persen dari total investasi. Contohnya proyek pembangkit listrik PLTU Batang, di mana investasinya mencapai Rp 40 triliun, kebutuhan untuk pembebasan lahannya hanya Rp 200 miliar.
Begitu juga untuk proyek pembangkit listrik di Inderamayu dimana investasinya mencapai Rp 20 triliun, kebutuhan anggaran untuk pembebasan lahannya hanya Rp 40 miliar.
“Dari semua infrastruktur yang tidak tergantikan itu listrik. Jalan rusak bisa naik kereta api. Kereta api rusak bisa naik pesawat terbang. Pesawat terbang rusah bisa naik kapal laut. Kalau listrik tidak jalan, paling banter kita hanya bisa pakai lilin atau lampu petromak,” kata Kalla.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.