Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Turun, Harga Minyak Sentuh Level Terendah 6 Tahun Lagi

Kompas.com - 18/03/2015, 07:36 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com
- Harga minyak dunia turun pada Selasa (17/3/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB), karena para pedagang memperkirakan laporan stok utama AS akan menunjukkan peningkatan lagi ke rekor tertinggi baru.
 
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 42 sen, menjadi ditutup pada 43,46 dollar AS per barel, tingkat terendah dalam enam tahun terakhir.
 
Patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, turun 43 sen menjadi menetap di 53,51 dollar AS per barel di perdagangan London.
 
Pada pagi hari, WTI telah jatuh ke serendah 42,63 dollar AS, karena para pedagang bersiap untuk laporan persediaan minyak dari Departemen Energi AS pada Rabu.
 
Laporan ini diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah AS meningkat 3,3 juta barel menjadi 452,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 Maret, menurut survei Bloomberg News. 
 
Persediaan AS telah meningkat selama sembilan minggu, mencapai rekor setelah rekor karena produksi minyak AS terus meningkat, menguji batas kapasitas penyimpanan.
 
"Meningkatnya kekhawatiran bahwa stok minyak mentah AS akan menambah tumpukannya pekan ini mendorong harga lebih rendah," kata analis Sucden Kash Kamal.
 
Harga minyak dunia telah jatuh sekitar 60 persen sejak Juni tahun lalu, akibat meningkatnya produksi AS dan pertumbuhan ekonomi global yang lemah.
 
"Harga minyak tetap dalam penurunan panjang yang dimulai musim panas lalu, dengan OPEC beralih ke kebijakan yang lebih kompetitif sebagai penggerak fundamental utama," kata Tim Evans dari Citi Futures.
 
Sementara Phil Flynn, dari Price Futures Group,  menyebutkan pasar minyak, seperti pasar ekuitas dan valuta asing, sedang menunggu hasil dari pertemuan dua hari Federal Reserve pada Rabu untuk petunjuk tentang seberapa cepat bank sentral akan menaikkan suku bunga.
 
"The Fed telah membuat minyak naik dengan QE 1 dan QE 2 serta QE 3," kata Flynn dalam catatan penelitiannya, mengacu pada tiga putaran stimulus pelonggaran kuantitatif.
 
"Sekarang Fed sedang membantu itu turun karena ancaman akan menaikkan suku bunga, sementara bank sentral dunia lainnya ke arah lain," sebutnya.
 
Tetapi, ia memperingatkan ada peluang untuk lonjakan permintaan yang bisa mengejar pasar secara mengejutkan. (Ant/AFP)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Whats New
Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Whats New
Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Whats New
Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Whats New
Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Whats New
Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Whats New
Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Whats New
United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

Whats New
Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Whats New
Cerita Jokowi, Dulu 'Dicuekin' Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Cerita Jokowi, Dulu "Dicuekin" Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Whats New
Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Whats New
Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Whats New
UMKM Binaan BTN Perkenalkan Produk di China

UMKM Binaan BTN Perkenalkan Produk di China

Whats New
Kelakar Jokowi: Mana Mungkin Aguan Cs Mau Investasi Rp 20 Triliun di IKN Kalau Tak 'Cuan'

Kelakar Jokowi: Mana Mungkin Aguan Cs Mau Investasi Rp 20 Triliun di IKN Kalau Tak "Cuan"

Whats New
Soal 'Predatory Pricing', Menkominfo: Saya Sudah Tanya ke TikTok

Soal "Predatory Pricing", Menkominfo: Saya Sudah Tanya ke TikTok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com