Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Konyol Kalau AS Naikan Suku Bunga, Sama Saja Bunuh Diri

Kompas.com - 30/03/2015, 11:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA , KOMPAS.com - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono meyakini bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tak akan menaikan suku bunga acuan. Pasalnya, kata dia, apabila suku bunga acuan tetap dinaikan, AS sama saja "bunuh diri".

"Jadi menurut dugaan saya, Amerika akan menahan kebijakan suku bunga itu sedikit agak lama. Sementara ini saya duga kok enggak. Konyol kalau itu naik, artinya Amerika akan bunuh diri," ujar Tony di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).

Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat AS harus berpikir dua kali apabila menaikan suku bunga acuan.

Pertama, faktor dollar yang akan semakin perkasa. Hal ini kata Tony, justru akan menguntungkan negara-negara menjadi "pesaing" AS dalam hal ekonomi yaitu Tiongkok dan negara-negara Eropa. Tiongkok misalnya, karena dollar AS yang kian perkasa membuat neraca perdagangannya surplus 60,6 miliar dollar AS pada Februasi 2015. Yang membuat AS pusing, surplus tersebut justru karena ekspor Tiongkok ke AS begitu besar.

Di sisi lain, menguatnya dollar AS juga akan berdampak kepada negara-negara Eropa. Pasalnya kata Tony, turis-turis justru akan lebih memilih Eropa dari pada pergi ke AS karena nilai tukar euro lebih rendah dari pada dollar.

Keyakinan Tony itu juga berlandaskan pernyataan yang diungkapkan sendiri oleh Gubernur The Fed Jenet Yellen. "Terakhir itu Janet Yellen ngomongnya gini, 'kami akan memantau sejumlah indikator sebelum memutuskan suku bunga saat pertemuan OSMC April'. Nah yang akan dipantau itu dinamika ekonomi internasional, Nah dinamika itu surplus China terhadap Amerika dan Eropa tadi," kata dia.

Tak cuma faktor eksternal yang akan menjadi kata kunci keputusan The Fed soal suku bunga acuan. Menurut Tony, kondisi ekonomi AS sendiri juga bisa jadi faktor kebijakan suku bunga tersebut. Salah satunya yaitu angka pengangguran di AS saat ini 5,7 persen dimana angka itu belum mencapai ambang normal pengangguran di AS yaitu 4 persen.

Sementara itu, dari sisi inflasi, Tony mengatakan AS tak memiliki masalah pada inflasi. Saat itu AS dinilai berhasil menekan inflasi di bawah 2 persen. "Kalau inflasi Amerika sudah oke di bawah 2 persen. Cuma pengangguran masih belum. Jadi kalau mau kurangi pengangguran dari 5,7 persen jadi 4 persen ya menurut saya jangan naikan suku bunga. Kalau naikan suku bunga nanti investasi berkurang, berarti malah susah nanti (penyerapan pengangguran)," ucap Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melonjak Rp 14.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Selasa 4 Juni 2024

Melonjak Rp 14.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Selasa 4 Juni 2024

Spend Smart
Invetor Ritel Tolak Papan Pemantauan Khusus FCA, Ini Respons BEI

Invetor Ritel Tolak Papan Pemantauan Khusus FCA, Ini Respons BEI

Whats New
Pemerintah Lanjutkan Bagi-bagi 'Rice Cooker' Gratis, Anggaran Rp 85 Miliar

Pemerintah Lanjutkan Bagi-bagi "Rice Cooker" Gratis, Anggaran Rp 85 Miliar

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

Whats New
Pemerintah Sudah Bayarkan Rp 10,89 Triliun untuk Gaji ke-13 ASN, TNI, dan Polri

Pemerintah Sudah Bayarkan Rp 10,89 Triliun untuk Gaji ke-13 ASN, TNI, dan Polri

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Whats New
Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Whats New
Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Smartpreneur
Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Whats New
Ada 'Jamu Manis', BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Ada "Jamu Manis", BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Whats New
Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Whats New
Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Spend Smart
Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com