Seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda pukul 09.14 WIB berada di posisi Rp 12.950 per dollar AS dibanding penutupan pekan lalu pada 13.020.
Indeks dollar AS yang tertekan diharapkan memberi ruang penguatan bagi mata uang regional, termasuk mata uang garuda. Indeks dollar AS turun tajam di dua hari terakhir perdagangan pekan lalu setelah pertambahan tenaga kerja non-pertanian serta pertumbuhan impor AS turun drastis bahkan jauh dari perkiraan para analis.
Di sisi lain, disetujuinya bantuan likuiditas oleh Bank Sentral Uni Eropa (ECB) untuk Yunani menambah faktor pelemahan dollar AS. Akan tetapi, Yunani masih harus melobi IMF sebelum utangnya jatuh tempo akhir minggu ini.
Hingga Kamis sore pekan lalu rupiah masih menguat bersamaan dengan mata uang lain di Asia mengikuti pelemahan dollar AS di pasar global. Diperkirakan hari ini rupiah akan kembali menguat, memfaktorkan berlanjutnya pelemahan dollar AS.
Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, jika data ekonomi AS yang buruk berlanjut beberapa minggu ke depan, rupiah akan memiliki momentum untuk menguat dan bertahan di bawah Rp 13.000 per dollar AS.
Akan tetapi secara umum, sensitifnya pergerakan dollar AS akibat komentar pejabat the Fed mengenai rencana kenaikan suku bunga, akan membuat volatilitas tetap tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.