Tahap awal, proyek jalan bebas hambatan sepanjang 2.818 kilometer (km) ini akan dimulai untuk ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi sepanjang 150 km. Hutama Karya menjadi perusahaan milik negara pertama yang mendapat kesempatan menggarap jalan ini karena telah mengantongi surat penetapan persetujuan lokasi pembangunan.
Agar proyek berjalan mulus, pemerintah akan menyelesaikan proyek jalan tol ini hingga ke Palembang. Karena itu, pemerintah akan bergegas merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam revisi aturan itu, pemerintah akan memperluas penugasan pembangunan jalan tol Trans-Sumatera. Tak cuma ke Hutama Karya, proyek jalan tol ini akan diserahkan ke konsorsium BUMN yang terdiri PT Hutama Karya, PT Jasa Marga, PT Wijaya Karya, dan PT Waskita Karya.
"Perusahaan konsorsium sudah terbentuk, teknis pengusahaannya akan diatur Menteri BUMN," tandas Basuki, Kamis (2/4/2015).
Meski demikian, pemerintah belum merinci pekerjaan, termasuk pembagian proyek jalan tol antar-BUMN itu.
Namun, I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama Hutama Karya, yakin akan mendapatkan penugasan lebih banyak dari Perpres lama. Di aturan lama, Hutama Karya mendapat mandat membangun empat ruas jalan tol, yakni Medan-Binjai, Pekanbaru-Dumai, Palembang-Indralaya, dan Bakauheuni-Terbanggi Besar.
Sayang, ia belum mau menyebutkan proyek yang akan Hutama Karya pegang sesuai aturan baru.
Direktur Utama PT Waskita Karya Toll Road juga belum bisa banyak bercerita atas proyek ini. Hanya saja, Waskita siap mendapat mandat dari induk usaha Waskita Karya untuk ikut menggarap proyek ini, baik sebagai kontraktor maupun operator. "Tapi kami menunggu Perpres," kata Dono Prawiro kepada Kontan pekan lalu.
Setali tiga uang, menurut David Wijayatno, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, perusahaan pengelola jalan tol terpanjang di Indonesia memilih menunggu revisi Perpres agar jelas porsi proyek yang digarap Jasa Marga.
Adapun PT Wijaya Karya (Wika) mengaku hanya mengincar porsi minoritas dalam kongsi proyek jalan tol Trans-Sumatera ini, yakni maksimal 20 persen atas total pembangunan proyek jalan tol bebas hambatan di wilayah Sumatera ini. Pasalnya, "Kami saat ini fokus menggarap proyek pembangkit listrik, bukan jalan tol," ujar Suradi, Sekretaris Perusahaan Wika. (Agus Triyono, RR Putri Werdiningsi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.