Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Kurang Tertarik Investasi pada Proyek Pelabuhan

Kompas.com - 08/04/2015, 18:50 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Jepang kurang tertarik untuk menanamkan investasi pada proyek pelabuhan pengganti Cilamaya jika proyek tersebut 100 persen diserahkan kepada swasta. Jepang mengharapkan ada keikutsertaan pemerintah dalam menggarap proyek pelabuhan di utara Pulau Jawa tersebut.

"Pelabuhan biasanya pemerintah yang harus ini. Itu kan investasi yang tidak menguntungkan segera, tapi kan perlu ada barang itu. Kalau tadi kereta peluru diserahkan ke swasta, disamber sama mereka, kalau pelabuhan, nilai jual agak kurang," kata Duta Besar RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (8/4/2015), seusai mendampingi Ketua Keidanren Jepang Sadayuki Sakakibara menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut dia, proyek pelabuhan ini berbeda dengan proyek pengadaan kereta peluru atau shinkansen. Untuk kereta peluru, Jepang sangat tertarik karena mempertimbangkan perputaran modalnya yang relatif cepat.

"Kalau trasportasi kereta itu kan cepat mutar duitnya kalau pelabuhan investasi 30 tahun kan juga belum tentu, itu susah," ujar Yusron.

Harga tiket shinkansen yang diperkirakan kurang lebih Rp 200 ribu untuk perjalanan Jakarta menuju Bandung dianggap masih terjangkau untuk dibeli masyarakat. Sementara itu, dalam proyek pelabuhan, Jepang menilai bakal sulit memperoleh keuntungan apalagi jika model kerja samanya dijadikan B to B atau business to business.

"Nah itu masalahnya kan dulu katanya diubah jadi B to B. Kalau B to B, susah kubilang kalau pelabuhan itu enggak mungkin untung. Pak Jusuf lah yang paling tahu tentang itu, nampaknya pelabuhan itu enggak begitu nafsu," sambung Yusron.

Pemerintah sebelumnya menyatakan batal membangun pelabuhan di Cilamaya, Karawang. Lokasi pembangunan pelabuhan pun digeser ke kawasan Subang. Pembatalan ini mempertimbangkan rencana lokasi pembangunan yang bersinggungan dengan sejumlah anjungan dan pipa-pipa gas milik PT. Pertamina yang tersebar di Kawasan Cilamaya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com