Hari ini rupiah mencoba menanjak meninggalkan level psikologis Rp 13.000 per dollar AS. "Hari ini rupiah berpeluang tetap kuat," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Dari eksternal, Rilis notulensi FOMC meeting Bank Sentral AS, The Federal Reserve, menunjukkan keyakinan untuk menaikkan suku bunga the Fed di tahun ini. Namun mengenai waktu kenaikan terdapat perbedaan pendapat - ada pendapat bahwa kenaikan di Juni masih terlalu cepat melihat perekembangan data ekonomi AS yang masih di bawah harapan.
Sementara itu, harga minyak turun drastis 6 persen malam tadi setelah data produksi minyak mentah AS serta mayoritas negara OPEC naik tajam. Hari Kamis ini ditunggu kepastian pelunasan utang Yunani kepada IMF di manahasil yang baik akan mendukung optimisme di pasar global.
Rupiah yang sempat melemah di pembukaan Rabu pagi mengikuti penguatan indeks dollar AS yang tajam, akhirnya berhasil ditutup menguat menjelang penutupan. Penguatan rupiah bersamaan dengan pengautan mata uang lain di Asia.
Surat Utang Negara (SUN) juga berhasil menguat hingga penutupan walaupun aksi jual masih meliputi IHSG. Angka cadangan devisa yang turun di Maret menunjukkan Bank Indonesia yang menganggap bahwa rupiah sudah terlalu lemah dibandingkan nilai fundamentalnya.
Rupiah mencapai level terlemah Rp 13.250 dollar AS pada Maret lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.