Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Indonesia Menjadi Primadona Investasi Mamin

Kompas.com - 20/04/2015, 09:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi industri makanan dan minuman (mamin) Indonesia masih menggiurkan. Buktinya sepanjang tahun ini sudah ada 4 perusahaan raksasa mamin berinvestasi atau menambah investasinya. Berikut 3 faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi negara primadona untuk investasi industri mamin.

Rachmat Hidayat, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengatakan ada 3 faktor yang membuat Indonesia menarik untuk menjadi negara tujuan investasi industri makanan dan minuman. Yang pertama adalah pasar Indonesia yang besar. "Dengan penduduk berjumlah 250 juta orang dengan pertumbuhan ekonomi, menarik bagi investor ke Indonesia," ujar Rachmat pada Kontan, Minggu (19/4/2015).

Faktor yang kedua adalah Indonesia relatif kaya akan bahan baku industri makanan dan minuman. "Memang betul ada yang masih impor seperti gula, tapi kita kaya akan kakao, CPO. Iklim disini juga bagus untuk agribisnis bahan baku industri makanan dan minuman," ujar Rachmat.

Lalu faktor yang ketiga adalah, perusahaan-perusahaan tersebut melihat potensi yang besar di Asia Tenggara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. "Jadi mereka menjadikan Indonesia basis produksi, selain untuk menggarap pasar Indonesia, juga untuk pasar Asia Tenggara," ujar Rachmat.

Pihaknya menyambut baik investasi di industri mamin, pasalnya bisa menyerap tenaga kerja, menggiatkan perekonomian, dan memberika konsumen banyak pilihan. Namun sayangnya Rachmat mengatakan Gapmmi belum mengetahui siapa saja nama investor yang bakal masuk ke industri makanan minuman.

Untuk diketahui, sepanjang tahun ini terdapat 4 perusahaan mamin yang berinvestasi atau menambah investasinya di Indonesia, yaitu PT Garuda Food, PT Coca-Cola Amatil Indonesia, PT Asahi Indofood Beverages Makmur dan PT Kanemory Food Service.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nilai investasi di industri makanan minuman pada 2014 adalah sebesar Rp 53,4 triliun, atau sekitar 4,5 miliar dollar AS. Bahkan sejak November 2014 sampai dengan Maret 2015, BKPM mencatat minat investasi (izin prinsip) perusahaan dari Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat senilai 1,6 miliar dollar AS. Adapun di luar yang sudah mengajukan perijinan investasi di sektor ini pada periode Januari-Februari 2015, senilai 151 juta dollar AS.

Sementara itu dalam periode 2010-2014 investasi penanaman modal asing (PMA) industri mamin mencapai 9,1 miliar dollar AS. Sedangkan pada 2014 nilai investasi PMA di mamin mencapai 3,1 miliar dollar AS, meningkat dari 2013 yang sebesar 2,1 miliar dollar AS. Adapun investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di industri mamin pada 2010-2014 mencapai Rp 69 triliun. (Benediktus Krisna Yogatama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com