Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Pelabuhan Baru, Pemerintah "Emoh" Libatkan Jepang

Kompas.com - 23/04/2015, 11:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Alasan dibatalkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat perlahan mulai terkuak. Salah satunya adalah, kajian konsultan Jepang yang tak lengkap karena tak memasukkan keberadaan anjungan minyak Pertamina.

Oleh karena itu, pemerintah tidak akan melibatkan konsultan Jepang dalam studi pembangunan pelabuhan, pengganti Cilamaya.

Dedy S. Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, pemerintah tidak melibatkan konsultan Jepang dalam penentuan lokasi dan dalam studi kelayakan pembangunan pelabuhan baru pengganti Cilamaya.

Hal ini bisa menimbulkan konflik kepentingan. Apalagi, rencana pembangunan pelabuhan pengganti  Cilamaya ini dirancang atas inisiatif perusahaan Jepang untuk menunjang kegiatan industrinya di Jakarta dan Jawa Barat.

Alhasil, "Studi kelayakan dan penentuan lokasi harus independen, tidak boleh konsultan Jepang," jelas Dedy,  Selasa (21/4/2015).

Subang atau Indramayu

Bappenas juga akan mengusulkan agar dana studi kelayakan ditanggung pemerintah lewat APBN agar hasil kajian dan studi kelayakan proyek pelabuhan pengganti Cilamaya independen. "Kebutuhan dananya 1,5 juta dollar AS-2 juta dollar AS," kata Dedy.

Kementerian Perhubungan sebelumnya mengklaim, pelabuhan Cilamaya bisa dibangun, sesuai hasil kajian tiga konsultan independen. Hanya, PT Pertamina (Persero) menduga, konsultan  tak independen karena dibiayai Japan International Cooperation Agency (JICA)

Apalagi, kajian tidak lengkap. "Keberadaan anjungan minyak Pertamina memang tidak masuk dalam kajian JICA," kata Andrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, beberapa waktu lalu kepada KONTAN.

Andrinof menjelaskan, kajian pelabuhan Cilamaya sebelumnya hanya fokus ke proyek, tanpa mengukur jumlah anjungan lepas pantai dan pipa gas Pertamina. "Tapi akhirnya pemerintah memastikan  tidak mungkin dibangun di Cilamaya,” ujar dia.

Rencananya, kata Andrinof, pemerintah akan menggeser proyek pelabuhan Cilamaya ke lokasi baru di Subang atau Indramayu. Namun, keputusan ini belum final dan masih menunggu hasil kajian konsultan independen. Yang pasti, pemerintah tetap optimistis, penggeseran lokasi pembangunan pelabuhan baru tidak akan menurunkan minat para investor dalam proyek ini.

Pembangunan pelabuhan ini untuk memecah kepadatan di Tanjung Priok yang dikelola Pelindo II dan menurunkan biaya logistik. (Agus Triyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com