Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Pentingnya "Shinkansen" Rute Jakarta-Bandung PP

Kompas.com - 23/04/2015, 13:48 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana proyek kereta api (KA) supercepat "Shinkansen" yang melayani rute Jakarta-Bandung pergi pulang (PP) rupanya bak perawan cantik. Soalnya, dua negara yakni Jepang dan China terkesan berebut mewujudkan hal tersebut.

Rupanya, kedua negara Asia timur itu sudah menandatangai MoU terkait realisasi proyek dengan Indonesia. Kini pertanyaan yang muncul, seberapa perlu KA supercepat itu dibangun?

Menurut Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik J Rachbini, secara prinsip proyek transportasi sangat penting untuk memperlancar mobilitas masyarakat, termasuk proyek KA supercepat itu. Pasalnya kata dia, saat ini waktu tempuh Jakarta-Bandung melalui jalur jalan raya bisa mencapai lima jam. "Dulu itu kan ke Bandung lewat Tol Cipularang awal-awal dua jam, sekarang bisa empat bahkan lima jam kalau macet parah. Nah jadi kereta api ini alternatif bagus (selain pesawat)," ujar Didik kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Lebih lanjut, menurut Didik, rencana pembangunan KA supercepat itu sangat realistis. Pasalnya, saat ini mobilitas manusia dari satu kota ke kota lain akan semakin cepat. Ketiadaan infrastruktur transportasi yang memadai akan mengganggu mobilitas itu. "Kalau transportasi ya, tanpa analisis pun itu penting. Ketika Pemerintahan Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) kan pembangunan infrastruktur jalan kurang baik, nah pemerintahan saat ini tak boleh melakukan hal yang sama," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan bahwa proyek KA supercepat tak akan menggunakan uang sepeserpun dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pasalnya kata dia, KA supercepat bukanlah prioritas pemerintah Jokowi-JK.

Oleh karena itu, proyek tersebut diserahkan kepada pihak swasta. Jepang, sebagai salah satu pihak yang tertarik menggarap proyek itu telah menyelesaikan studi kelayakan. Sementara studi kelayakan dari China, diperkirakan selesai akhir 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com