Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ihwal Kesamaan Waktu, ASEAN Masih Sukar Bersepakat

Kompas.com - 25/04/2015, 15:34 WIB


KOMPAS.com - ASEAN kelihatan masih sukar bersepakat ihwal kesamaan waktu. Adalah Malaysia yang menggagaskan kembali hal ini agar ASEAN bisa bersaing lebih baik secara perekonomian dengan kawasan tetangganya.

Catatan warta laman  Kyodo dan Bangkokpost.com hari ini menunjukkan bahwa besok, Minggu (26/4/2015), Malaysia bakal menjadi tuan rumah untuk pembicaraan mengenai rencana tersebut. Tahun ini, Malaysia memimpin ASEAN. "Kami mengingatkan anggota ASEAN tentang proposal Kesamaan Waktu ASEAN (ACT) seperti kami ajukan awal tahun ini," begitu bunyi salah satu agenda pertemuan tingkat tinggi besok.

Andaikan seluruh anggota ASEAN sepakat dengan proposal ACT tersebut, kesamaan waktu bakal menyatukan empat perbedaan zona waktu seperti saat ini. Kesamaan waktu tersebut juga membuat ASEAN bakal bersatu dengan waktu China alias delapan jam lebih awal dari Waktu Greenwich (GMT).

Malaysia yang menjadi Negeri Jiran Indonesia tersebut punya alasan mengajukan proposal ACT. Kesamaan waktu, menurut Malaysia, bakal membangun pasar-pasar finansial di wilayah berikut perdagangan dan perbankan. Kesamaan waktu bakal menjadikan layanan penerbangan internasional ASEAN dan China menjadi kian mudah.  

Menurut hemat Malaysia, kesamaan waktu bakal menyediakan banyak kesempatan bagi pemerintahan-pemerintahan di ASEAN lebih banyak peluang berkomunikasi satu sama lain. Lantaran hal itu, bakal tercipta komitmen bersama untuk makin meningkatkan kualitas Komunitas ASEAN (MEA) hingga akhir 2015.

Thailand dan Kamboja

Kendati demikian, ada pemikiran berbeda dari dua negara anggota ASEAN yakni Kamboja dan Thailand. Kedua negara itu, kini, berada di posisi tujuh jam lebih awal dari GMT. "Banyak penentangan muncul andai ACT diwujudkan di negara kami. Misalnya, akan terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat," kata pendapat Kamboja dan Thailand.

Kedua negara juga mempertanyakan mengapa delapan jam lebih awal dari GMT lebih menjadi pilihan ketimbang tujuh jam lebih di muka dari GMT. Padahal, mayoritas anggota ASEAN saat ini berada di zona tujuh jam lebih awal dari GMT. "Bukan hal aneh menurut kami bahwa ASEAN mestinya mempertahankan tujuh jam lebih awal dari GMT," kata pendapat Kamboja.

Kamboja memberikan perbandingan antara Eropa dengan Amerika Serikat. "Kedua kawasan tersebut sampai sekarang masih mempertahankan zona waktu masing-masing," tutur Kamboja.

Dari sepuluh negara ASEAN, ada empat negara yakni Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei yang berada di zona waktu delapan jam lebih awal dari GMT. Sementara, anggota ASEAN yang berada di posisi tujuh jam lebih awal dari GMT adalah Thailand, Kamboja, Laos, dan Vietnam.

Berikutnya, Myanmar berada di posisi enam jam tiga pulu menit lebih awal dari GMT. Indonesia, negara anggota ASEAN terluas wilayahnya berada di dua zona waktu yakni tujuh jam di muka GMT dan sembilan jam di muka GMT.

Sejatinya, proposal ACT yang diajukan oleh Malaysia pada awal 2015 ini bukan topik teranyar ASEAN. Pasalnya, pada 1995, Singapura pernah mengajukan proposal ACT. Malaysia, kemudian menyokong Singapura pada 2004. Pada Februari 2015, Presiden Indonesia Joko Widodo dikabarkan memberi dukungan pada proposal ACT tersebut.

ASEAN masih terbilang "berjalan lambat" untuk menciptakan komunitas ekonomi (MEA) yang targetnya terwujud pada akhir 2015. ASEAN juga masih memerlukan kerja keras untuk membentuk mata uang, standard, dan waktu bersama. Seandainya proposal ACT terwujud, ASEAN bakal menorehkan sejarah baru sejak berdiri pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, ibu kota Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com