Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Penghambat Pembangunan Infrastruktur

Kompas.com - 25/04/2015, 17:39 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, ada tiga permasalahan utama yang sering menjadi penghambat pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah kurangnya koordinasi antarlembaga kementerian.

"Koordinasi antarlembaga, mekanisme pengalihan lahan dan pengemban tanggung jawab, seringkali jadi penyebab kelambatan pembangunan," ujar Agus dalam diskusi Teraskita di FX Life Style Center, Jakarta, Sabtu (25/4/2015).

Menurut Agus, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ditugaskan membangun sarana infrastruktur seharusnya dapat melakukan koordinasi dengan kementerian terkait. Misalnya, saat pembangunan dilakukan di daerah, Kementerian PU dapat bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri.

Koordinasi dengan Kemendagri, menurut Agus, akan memudahkan Kementerian PU untuk leluasa berhubungan dengan pemerintah daerah setempat. Contoh lain, apabila pembangunan dilakukan di kawasan hutan, maka koordinasi dapat dilakukan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Tujuannya, agar proses perizinan dan legalitas pemanfaatan hutan tidak mengalami kendala di kemudian hari.

Selain masalah koordinasi, menurut Agus, masalah pengalihan lahan yang semula milik warga dapat menjadi kendala. Pasalnya, seringkali pembayaran dan proses ganti rugi lahan dilakukan melalui calo.

Mekanisme tersebut berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.

Kemudian yang ketiga, menurut Agus, adalah keterlambatan yang dilakukan pihak swasta sebagai pengemban tanggung jawab. Beberapa perusahan swasta pemenang tender tidak segera melakukan pembangunan karena adanya kepentingan bisnis yang sedang dijalankan.

"Kementerian PU tidak perlu ragu. Tarik saja tendernya kalau tidak juga dikerjakan. Tol Jawa misalnya, sudah memakan waktu sampai 15 tahun," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com