Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Bubar, Petral Harus Diaudit!

Kompas.com - 27/04/2015, 09:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean menyatakan, pemerintah harus menghitung terlebih dahulu aset-aset Pertamina Energy Trading Limited (Petral) sebelum membubarkannya, agar aset-aset tersebut tidak hilang begitu saja.

“Yang semestinya menghitung aset Petral, ada baiknya pemerintah menugaskan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) meski Petral bukan obyek audit bagi BPK. Namun, apabila bukan BPK yang mengaudit, maka Pertamina harus menugaskan tim penilai aset sebagai auditor yang independen,” kata Ferdinand, Senin (27/4/2015).

Ferdinand mengatakan, rencana Pertamina untuk menutup Petral sebenarnya tidak terlalu penting saat ini. Sebab, Petral bisa melakukan trading minyak ke negara lain. “Dalam artian biarkan Petral menghidupi dirinya sendiri. Dalam hal penutupan Petral, harus dihitung dulu semua aset yang dimiliki Petral, supaya tidak hilang begitu saja,” kata dia.

Sementara itu, terkait rencana PT Pertamina (Persero) mengalihkan aset-aset Petral ke Pertamina Energy Services Pte Limited (PES), Ferdinand menuturkan sebaiknya Pertamina juga memindahkan PES ke wilayah hukum Indonesia.

Adapun fungsi pengadaan minyak mentah dan produk minyak, Pertamina didorong untuk meningkatkan peran Integrated Supply Chain (ISC), dengan merombak semua tata cara pengadaan dengan sistem baru yang lebih sederhana.

“Mengingat pada prinsipnya Petral dan PES adalah sama, maka rencana kebijakan Pertamina untuk menutup Petral tidak akan ada manfaatnya apabila tataniaga dan tatacara pengadaan minyak tidak diubah,” kata Ferdinand.

Harusnya, kata dia, Pertamina mengundang National Oil Company (NOC) yang memiliki ladang minyak, dan melarang trader mengikuti tender pengadaan minyak mentah dan produk minyak. “Karena trader itulah mafianya,” kata Ferdinand.

baca juga: Ada Siapa di Balik Pembubaran Petral?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com