Kepala BPS Suryamin menuturkan, kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,79 persen, dengan andil sebesar 0,15 persen. “Ini karena terjadi penurunan harga beras karena panen besar April. Harga beras turun, andilnya minus 0,2 persen,” ucap Suryamin dalam paparan Senin (4/5/2015).
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,5 persen, dengan andil 0,08 persen. Terjadi kenaikan harga tertinggi pada komoditas gula pasir dengan andil 0,02 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,22 persen, dengan andil 0,06 persen.
Kenaikan harga elpiji tabung 12 kilogram memberikan andil tertinggi, sementara tarif listrik menyumbang deflasi dengan andil 0,01 persen. Kelompok sandang mengalami inflasi 0,24 persen, dengan andil 0,01 persen, sedangkan kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,38 persen dengan andil 0,02 persen.
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi 0,05 persen, dengan andil 0,01 persen. Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi paling tinggi 1,8 persen, dengan andil 0,33 persen.
“Ini memang dampak dari kenaikan harga BBM pada akhir Maret2015,” kata Suryamin.
Lebih lanjut Suryamin mengatakan, inflasi pada harga yang diatur pemerintah paling tinggi sebesar 1,88 persen, meksi komoditas harga bergejolak mengalami deflasi 0,91 persen. Komponen energi mengalami inflasi tinggi 2,71 persen.
Suryamin menambahkan, inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,31 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Cilacap sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,69 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.