JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengatakan akan terus menjaga defisit anggaran di kisaran 2,2 persen dari PDB pada 2015. Namun, pemerintah enggan melakukan pemotongan anggaran pada awal tahun ini.
Bagaimana cara pemerintah menutup defisit? Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro membocorkan strategi pemerintah itu. Kemungkinan, pemerintah mengambil opsi mencari dana pinjaman secara bilateral atau multilateral untuk menjaga defisit anggaran tersebut.
"Enggak juga (tambah utang melalui penerbitan obligasi). Artinya nambah utang pasti, tapi enggak ke market, dari (pinjaman) multilateral dan bilateral. Belanja itu natural 90 sampai 95 persen enggak mungkin 100 persen," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (7/5/2015).
Menurut Bambang, Indonesia saat ini sudah memiliki fasilitas pinjaman siaga (standby loan). Namun, ia tak menjelaskan syarat untuk mengambil opsi pinjaman tersebut.
"Standby loan kan sudah ada, tergantung kebutuhan. Namanya juga standby," kata dia.
Sebelumnya, Bambang Brodjonegoro menyampaikan, per 27 April 2015 defisit anggaran tercatat hanya sebesar Rp 77 triliun. “Penerimaan Rp 370 triliun, belanja Rp 440-an triliun, sehingga posisi defisit anggaran Rp 77 triliun. Defisit ini sudah turun,” kata Bambang, di kantornya, Jakarta, Selasa (28/4/2015).
Bambang menjelaskan, turunnya defisit anggaran disebabkan meskipun belanja tetap tumbuh, tapi di sisi lain penerimaan negara juga bergerak naik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.