Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Faisal Basri mengenai Mafia Migas

Kompas.com - 18/05/2015, 08:25 WIB
EditorErlangga Djumena


JAKARTA, KOMPAS.com
— Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan, Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpinnya telah melakukan berbagai upaya agar mafia migas tidak melakukan perlawanan kembali atau munculnya mafia baru di Integrated Supply Chain (ISC) pasca-pembubaran Petral.

"Itu tidak kita kehendaki, ladang minyak kita pagari rapat-rapat dan kokoh," ujar Faisal Basri dalam diskusi Energi Kita, Minggu (17/5/2015).

Meski demikian, Faisal Basri yakin bahwa mafia migas akan terus berusaha melakukan konsolidasi untuk menimbulkan kekacauan, misalnya dengan menaikkan harga Pertamax hingga Rp 9.600. "Sebuah kebijakan yang tidak masuk akal, mau bikin rusuh," bebernya.

Pemerintah dan Pertamina seharusnya terus melakukan pembersihan dengan cara melakukan restrukturisasi di ISC. Selama ini yang baru diganti adalah pimpinannya, Daniel Purba, tetapi pada level bawah belum diganti.

Orang-orang yang selama ini bermasalah di Pertamina Energy Service (PES) malah sebagian pindah ke ISC. Bahkan, ada mantan orang PES yang berperilaku tidak benar ditempatkan di satuan pengendali internal Pertamina.

Sejauh ini, kata Faisal Basri, penegak hukum sudah kelihatan serius untuk menindaklanjuti rekomendasi yang diusulkan oleh Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Mereka, kata dia, bahkan ingin tahu siapa saja anggota jaringan mafia migas lebih dalam dengan menindaklanjuti indikasi yang ditemukan oleh timnya.

Meskipun demikian, Tim Reformasi Tata Kelola Migas sendiri tidak bisa mengumumkan dan menangkap mafia migas. Namun, pihaknya sudah melakukan pemaparan singkat kepada penegak hukum dengan memberikan nama-nama orang yang terkait dengan mafia migas baik di SKK Migas maupun di hilir.

"Pembubaran Petral ini seperti membakar sarang tawon. Akibatnya, keluar tawonnya dan sering kali emosional. Di sekeliling istana bahkan ada tawon. Mereka terus bergerak dan melakukan macam-macam hal," katanya. (Agustinus Beo Da Costa)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com