“Kalau akan diapakan pun saya harus siap. Saya siap dengan data-data yang ada,” kata Faisal saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Faisal mengatakan, seribu kali pun dibaca, tidak tertulis dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang larangan ekspor bauksit. Dalam perkembangannya, aturan hilirisasi mineral tambang dan batubara (minerba) terus-menerus berubah dari waktu ke waktu.
“Dalam waktu sekejap berubah-ubah. Larangan ekspor, boleh lagi. Kan 2012 pernah dilarang ekspor dalam tiga bulan ke depan, makanya produksi bauksit kan turun. Kemudian boleh ekspor lagi. Jadi menunjukkan adanya negosiasi,” jelas pengamat ekonomi dan politik Universitas Indonesia itu.
Faisal juga meyakini ada keterlibatan Rusal dalam implementasi pelarangan ekspor bauksit. Dia pun mempertanyakan alasan pemerintah kala itu mengakomodasi Rusal, padahal perusahaan tersebut sudah melakukan wanprestasi.
“2007 dia sudah MoU dengan Antam, tapi tidak ada bekasnya. Dan sekarang terbukti,” sambung Faisal.
“Tidak akan Rusal ini bangun smelter. Sekarang boro-boro peletakan batu pertama. Sekarang baunya pun sudah tidak ada,” kata dia lagi.
Sementara mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa langsung merespons tudingan Faisal Basri. Menurut Hatta, kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah (raw material) merupakan amanah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara yang harus dijalankan. (Baca: Hatta Bantah Larangan Ekspor Bauksit Terkait Pilpres dan "Pesanan" Perusahaan Rusia)
Hatta pun menilai, Faisal telah memfitnah dirinya. "Kali ini saya ingin menjelaskan mengenai fitnah saudara Faisal Basri kepada saya tentang 'Kacau Balau Industri Bauksit Kita'," tulis Hatta akun Twitter-nya, @hattarajasa, Senin (25/5/2015). (Baca: Hatta Rajasa Jelaskan soal Tudingan Faisal Basri Terkait Kacaunya Industri Bauksit)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.