Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2015, 11:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo meminta pemerintah daerah ikut dalam melakukan pengendalian harga. Dalam kaitannya dengan pengendalian harga tersebut, Agus meminta pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk mengadakan kegiatan operasi pasar.

“Dalam menyusun APBD tahun mendatang, agar menganggarkan operasi pasar agar stabilisasi harga terwujud,” kata Agus dalam sambutan pembukaan, Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), di Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Agus menyampaikan, sepanjang tahun 2014 lalu pemerintah cukup berhasil melakukan pengendalian harga sehingga inflasi bisa di rentang satu digit, yakni 8,36 persen. “Kami memandang ini keberhasilan, di tengah tekanan inflasi paska reformasi subsidi energi yang ditempuh pemerintah pada akhir tahun 2014,” ucap Agus.

Angka inflasi 2014 lebih rendah dibanding setahun sebelumnya yang mencapai 8,38 persen. Bahkan penurunan laju inflasi berlanjut pada kuartal pertama tahun 2015, yang di level 6,39 persen. Meski diakui, pada bulan April inflasi sedikit naik di level 6,79 persen year on year (yoy) disebabkan dampak lanjutan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Maret 2015.

Agus menambahkan, kendati inflasi cukup terkendali, namun dibanding negara-negara di kawasan, inflasi di Indonesia masih terbilang tinggi. Pada April 2015, inflasi Indonesia 6,79 persen, namun Filipina hanya 2,2 persen, Malaysia 0,9 persen, Thailand defisit 1 persen, dan Singapura defisit 0,3 persen.

“Dengan upaya koordinasi BI, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, kita dapat memitigasi resiko yang ada. Sehingga dicapai sasaran inflasi 4 persen plus minus 1 persen hingga 2017, dan 3,5 persen plus minus 1 persen pada 2018,” kata Agus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com