Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Gula Bikin Industri Kecil di Daerah Menjerit

Kompas.com - 04/06/2015, 19:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Industri kecil makanan dan minuman di daerah sudah menjerit karena kesulitan mendapatkan gula rafinasi alias gula untuk industri. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur, mengatakan bahwa persoalan itu diakibatkan masalah sektor gula nasional. "Ini kan persoalan ritual tahun ke tahun, karena persoalan gula tidak seimbang antara supply dan demand. Demand banyak, produksi sedikit. Selalu terjadi masalah di lapangan, apalagi ada jenis gula, rafinasi dan kristal putih (konsumsi). Gula rafinasi merembes karena kurang gula kristal putih," ujar Natsir di Kantor Kadin, Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Dia menuturkan, merembesnya gula industri tersebut diperparah karena penyerapan gula industri selama ini hanya dinikmati industri besar. Sementara itu industri kecil, kesulitan mendapatkan gula rafinasi.

Permasalahan supply dan demand itu kata dia diakibatkan produksi gula nasional masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan membuat 10 pabrik gula agar mampu mengurangi impor gula rafinasi. Sayangnya, hingga saat ini, pembuatan pabrik gula tersebut masih menemui masalah klasik yaitu masalah lahan. "Kalau satu pabrik kapasitasnya 10.000 tcd (ton cane per day) kira-kita butuh 16.000 hektar. Jadi kalau 10 pabrik gula ya 160.000 hektar. Investasi bisa sampai 500 sampai 700 juta dollar AS," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com