Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestle Tegaskan Mi Maggi Asal India Tak Masuk Indonesia

Kompas.com - 09/06/2015, 12:02 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Perusahaan makanan PT Nestlé Indonesia memastikan tidak mengimpor dan memasarkan mi Maggi asal India, di Indonesia. Informasi ini disampaikan oleh Rashid Qureshi, Presiden Direktur Nestlé Indonesia di kantor Kementerian Perindustrian, Senin (8/6/2015).

Sebagai catatan, pemerintah India melarang peredaran mi Maggi. Larangan tersebut menyusul adanya temuan zat kimia pada mi tersebut yang dituding bisa membahayakan kesehatan manusia. "Kami tidak memasukkan mi Maggi tersebut ke Indonesia," kata Rashid (8/6/2015).

Rashid menjelaskan, setiap negara memberlakukan standar berbeda dalam penggunaan bahan-bahan kimia pada makanan. Sehingga, ada beberapa negara tertentu yang melarang penggunaan bahan kimia seperti yang dilakukan oleh India. "Sehingga ada beberapa produk kami tak bisa masuk ke sana," jelas Rashid

Rashid menyatakan, untuk produk Nestlé yang beredar di Indonesia sudah melewati perizinan dan pemeriksaan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tak hanya produk yang diproduksi di Indonesia, tetapi Rashid bilang, produk yang diimpor Nestlé juga melewati pemeriksaan dari BPOM.

Sejak hadir di Indonesia 40 tahun lalu, Rashid menyatakan komitmen Nestlé untuk terus memperkuat bisnisnya di Indonesia. Ia juga memastikan, dalam waktu dekat ini Nestlé Indonesia akan membangun pabrik kelimanya di Karawang, Jawa Barat. "Kami kerjasama untuk ratusan tahun, bukan satu atau dua tahun," jelas Rashid. (Putri Kartika Sinaga)

baca juga: Kandungan Timbal Tinggi, Mi Maggi Dilarang Beredar di India Selama 15 Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com