"Kajian akademik dan studi kelayakan sudah dilakukan oleh Dewan Energi Nasional. Estimasinya 17,250 miliar dollar AS. Ini investasi besar. Diusahakan pemerintah tidak keluarkan dana untuk membangun," kata Wirat di Jakarta, Rabu (10/6/2015).
Wirat menuturkan, investasi untuk membangun cadangan penyangga bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun berasal dari dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta swasta.
Wirat menyampaikan, nantinya pihak yang membangun fasilitas cadangan penyangga akan diberikan mandat untuk menyediakan kebutuhan BBM baik produk maupun minyak mentah.
Wirat mengatakan, cadangan penyangga BBM yang dibangun mencapai 30 hari. Sehingga, dengan kebutuhan BBM sebesar 1,5 juta barel per hari, maka dibutuhkan BBM sebanyak 45 juta barel. "30 hari itu BBM dan crude," kata Wirat.
Pemerintah menargetkan pembangunan cadangan penyangga bisa rampung dalam lima tahun ke depan. Adapun regulasinya tengah disiapkan tahun ini. Saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga.
PT Pertamina (Persero) sendiri baru memiliki cadangan operasional sekitar 18-20 hari. Wirat menegaskan, cadangan penyangga ini sangat diperlukan sebagai antisipasi kondisi emergency. "Seperti misalnya ada bencana tsunami, listrik mati maka dibutuhkan genset yang menggunakan banyak BBM," kata Wirat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.