Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Tak Khawatir Penghapusan PPnBM Bikin Banjir Impor

Kompas.com - 16/06/2015, 14:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pihaknya tak mengkhawatirkan kebijakan penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) berpeluang memicu banjir impor.

“Ya enggak lah (tidak khawatir). Kebutuhan itu kan tidak bisa dengan mendadak berkelebihan. Pasti mereka (importir) juga impor dengan satu kalkulasi kebutuhan di dalam negeri kita juga,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Partogi Pangaribuan, Kemendag, Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Menurut Partogi, kebijakan penghapusan PPnBM yang dikeluarkan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro tentu saja sudah memperhitungkan dampaknya terhadap perbaikan ekonomi termasuk neraca perdagangan.

“Setiap peraturan pemerintah yang dikeluarkan tentu sudah ada analisis yang baik. Tujuannya pasti untuk memperbaiki pondasi industri dan ekonomi kita,” sambung Partogi.

Dia menyampaikan, pemerintah dalam waktu dekat juga akan mengeluarkan kebijakan-kebijakna baru. “Apapun akan dilakukan sepanjang memang bisa membangkitkan ekonomi nasional. Saya rasa seperti itu,” ucap Partogi.

Sebagai informasi, pemerintah segera akan mengeluarkan kebijakan penghapusan PPnBM untuk barang-barang selain kendaraan bermotor. Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro menuturkan, barang-barang yang akan dibebaskan pajaknya meliputi peralatan elektronik, alat olahraga, alat musik, branded goods, serta peralatan rumah dan kantor. (baca: Ini Barang-barang yang Bakal Bebas PPnBM)

Untuk diketahui peralatan elektronik dan sejumlah alat musik termasuk dalam golongan barang mesin dan peralatan listrik. Golongan barang ini merupakan barang dengan share impor terbesar kedua non-migas, setelah mesin dan peralatan mekanik.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari-Mei 2015 nilai impor mesin dan peralatan listrik mencapai 6,49 miliar dollar AS, atau setara 12,87 persen dari total impor non-migas yang sebesar 50,45 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com