Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BLU CPO Fund Siap "Blusukan"

Kompas.com - 22/06/2015, 19:44 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Layanan Umum  Minyak Sawit Mentah (BLU CPO) Fund Bayu Krisnamurthi mengakui ada kekhawatiran di tingkat petani saat kebijakan pungutan ekspor kelapa sawit diberlakukan pada 1 Juli 2015 nanti. Untuk meredakan kekhawatiran itu, Bayu pun mengaku akan turun langsung, blusukan, dan berbicara kepada para petani sawit. "Saya tentu berharap setelah ini nanti bisa berjalan komunikasi bisa diberikan lebih baik, lebih intensif. Saya akan kedaerah dan lain-lain mudah-mudahan bisa katakanlah kebingunan itu bisa kita jawab," ujar Bayu di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Perekonomian, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Selain khawatir harga tandan buah segar (TBS) sawit tertekan, para petani, kata Bayu, juga mengkhawatirkan mekanisme peremajaan sawit yang akan dijalankan pemerintah. Menurut mantan Wakil Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang YUdhoyono itu, hasil dari peremajaan sawit yang berasal dari dana pungutan ekspor sawit nantinya tak akan bisa terlihat dalam hitungan bulan.

Pasalnya kata dia, hasil kelapa sawit yang ditanam itu akan mencapai 30 tahun sampai produksinya benar-benar bisa dirasakan keseluruhan manfaatnya. "Jadi badan ini tidak bisa dihitung hanya dalam hitungan bulan, apalagi minggu. Ini badan yang mudah-mudahan bisa hidup sampai 30 tahun paling tidak, karena kalau kita remajakan sekarang sawitnya, tanaman itu akan berumur ekonomis sedemikian panjang, jadi badan ini atau kebijakan ini adalah kebijakan jangka panjang," demikian Bayu Krisnamurthi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com