Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Mengaku Paling Sering Di-"bully"

Kompas.com - 22/06/2015, 21:08 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti yang nyentrik tak bisa dimungkiri memiliki magnet tersendiri bagi masyarakat. Namun, jangan dikira semua orang terhipnotis dengan aksi Susi.

Kritikan keras bahkan tudingan pencitraan kerap kali terlontar dari mulut para anggota Dewan di Parlemen saat rapat kerja. Namun begitu, siapa bilang Susi merasa jadi media darling seperti yang dituduhkan para anggota Dewan.

Menteri asal Pangandaran, Jawa Barat, itu justru merasa menjadi menteri yang paling sering di-bully media. "Saya coba kampanye di media, tapi sama DPR dibilang pencitraan, serba salah negeri ini. Media harus dukung ayo makan ikan. Illegal fishing, ditenggelamkan. Selama ini yang rajin omong cuma saya. Sekarang dibilang media darling, aku pikir aku ini bukan media darling, tapi menteri paling sering di-bully sama wartawan ini," ujar Susi dalam acara diskusi RRI di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Sontak, celetukan Susi itu membuat seisi ruangan riuh. Bahkan, wartawan dan peserta diskusi pun sampai tertawa geli. Susi pun menyebutkan bukti bahwa dirinya jadi obyek bullying di media. "Fotonya Susi Pudjiastuti enggak ada yang keluar (di media) itu manis, cantik, coba. Adanya yang rambutnya inilah, pokoknya yang enggak karu-karuan. Itu adalah (bukti) publik bully media," kata Susi, tersenyum.

Bahkan karena sering melihat foto dirinya di media seperti itu, Susi sempat mempertanyakannya kepada wartawan di Istana Negara. "Saya bilang tuh sama wartawan di istana, 'Kalian punya enggak foto saya yang bagus?'. Masa ceprat-cepret (foto) saya 100 kali, yang keluar di media yang melototlah, sampai foto tahun 2007 dikeluarkan juga. Saya laporkan Komnas HAM suatu saat nanti lho," kata Susi.

Unek-unek Susi yang disampaikan dengan candaan itu tak hanya membuat wartawan dan peserta diskusi tertawa, moderator diskusi Wahyu Muradi dan pembicara lainnya, yaitu Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas dan Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Arif Satria, juga ikut tertawa geli.

Diskusi yang dimulai pukul 16.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.50 WIB itu pun ditutup dengan buka puasa bersama. Di akhir acara, Susi bilang bahwa dirinya hanya menginginkan hak yang sederhana. "Saya ini cuma mau ikan banyak, nelayan dapat ikan, laut Indonesia ya milik Indonesia, asingnya tidak boleh. Mereka bikin pabrik bikin apa boleh, tapi masak yang tangkap orang luar negeri!" tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com