Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2015, perolehan laba bersih Bank CIMB Niaga hanyalah Rp 126,12 miliar. Capaian ini jauh menurun dibanding April 2014. Kala itu, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 1,39 triliun, atau turun hanya 0,71 persen dibanding April 2013.
"Kondisi ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Tentu ini berdampak pada kami karena terjadi peningkatan tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL)," kata Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan dan Strategi Bank CIMB Niaga di Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Dengan kenaikan risiko kredit itu, CIMB Niaga harus mengalokasikan biaya provisi atau pencadangan besar untuk menutupi kerugian akibat kredit macet tersebut.
Sejauh ini, Bank CIMB Niaga telah mengalokasikan biaya provisi sebesar Rp 1,5 triliun setiap kuartal. Harapannya, tingkat NPL Gross yang saat ini masih diatas 4 persen bisa terus ditekan.
"Walaupun untuk itu perolehan laba bersih kami bisa berkurang. Tapi kedepan ini akan memperbaiki kualitas aset dan pondasi bisnis kami," ucap Wan.
Berdasarkan laporan keuangan Bank CIMB Niaga per Maret 2015, tingkat NPL Gross sebesar 4,18 persen dan NPL Nett sebesar 1,85 persen. NPL di akhir Maret tahun ini meningkat dibanding Maret 2014 dimana NPL Gross mencapai 2,64 persen dan NPL Nett sebesar 1,43 persen. (Adhitya Himawan)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.