Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

Ketika Batasan Daring dan Luring Kian Samar

Kompas.com - 24/06/2015, 13:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Tri Wahono


Oleh: Dr. Dimitri Mahayana 

Bagaimanapun, membaca publikasi di harian Kompas edisi Senin, 15 Juni 2015, tentang konflik dalam dunia luar jaring (luring) imbas makin melekatnya dunia digital dan dalam jaringan (daring), sikap pertama penulis dan kita semua, tentu mengutuk kekerasan yang terjadi.

Apapun alasan dan pembenarannya, manakala tindakan destruksi menjadi pilihan, adalah manifestasi kebebalan yang terus berulang di negeri ini. Padahal kita tahu, dengan legacy musyawarah mufakat dari pendiri bangsa ini, selalu ada cara komunikasi yang resolutif.

Pun demikian, dalam waktu bersamaan, kita menjadi semakin teryakinkan dengan efek praksis maupun kekuatan makna dari judul Kompas kala itu: "Dunia Digital Semakin Lekat". Bahwa kehidupan luring masyarakat Indonesia kian intim dengan aplikasi daring.
 
Hal ini keniscayaan. Simak data Kementrian Komunikasi Informatika Maret 2015 lalu yang menyebutkan, netizen di Indonesia hingga awal tahun ini mencapai 75 juta orang atau sudah melewati Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia dengan 46 juta orang.
 
Dengan tingkat penetrasi 29 persen dari jumlah penduduk negeri ini, 30 juta di antaranya pun merupakan pengguna ponsel cerdas (smartphone) dan komputer tablet. Atau mereka yang terlibat aneka perubahan cepat ini karena aplikasi intim selalu dalam genggamannya. 

Internet citizen (netizen) Indonesia pun sudah masuk kategori heavy user, karena 40 persen waktu melek dari hidupnya (tujuh jam dari 18 jam) terkoneksi dunia maya dengan rincian 4-5 jam di komputer personal dan sisanya di smartphone/tablet. Luar biasa! 

Kemudian, dengan cerdasnya, situasi ini diakomodir baik oleh banyak startup. Misalnya konsep web 2.0 ala kebanyakan media sosial, ini merubah pola komunikasi menjadi many to many dari broadcast media. Pola ini sungguh selaras dengan cara perubahan sosial pasca-perang dingin dunia.

Kita, masyarakat Indonesia - terutama generasi baby boomer - pasti ingat jika dulu TVRI dan RRI selalu menjadi broadcast media yang mendominasi kehidupan sosial.

Lalu, datang era reformasi yang demokratis dan dua arah interaksi, maka wajar jika laman kontemporer digemari publik. Ketika hal ini terus bergulir, maka kita tahu, manusia urban hari ini di tanah air sangatlah sulit mengelak dari aplikasi internet dan smartphone.

Simak data tiga tahun terakhir di Indonesia. Netizen tahun 2013 mencapai 71,2 juta dengan pengguna ponsel cerdas 38,5 juta (penetrasi 54 persen), tahun 2014 88,1 juta dan pengguna ponsel cerdas 57,7 juta (65 persen), serta proyeksi 110 juta dan pengguna ponsel cerdas 71,6 juta (65 persen).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com