Waktu itu, kata Presiden, dia hanya menanyakan instansi mana yang menyumbang waktu dwell time atau waktu inap barang yang paling lama. "Saya bertanya, ini instansi yang paling lama apa, enggak dijawab. Sampai 5 kali (bertanya) tidak dijawab. Saya hanya tanya instansi mana, malah enggak dijawab. Kalau sudah seperti ini, pasti saya copot," ujar Presiden dalam acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Menurut Jokowi, dirinya hanya ingin mengetahui kementerian mana yang paling lama menyumbang dwell time di pelabuhan, bukan penjelasan rinci dari petugas. Baginya, hal teknis soal perizinan di pelabuhan sudah dia ketahui lantaran sudah makan asam garam sebagai pengusaha. "Semua itu (masalah teknis) tidak perlu dijelaskan," kata dia.
Lebih lanjut, menurut Presiden, kecepatan dwell time di pelabuhan sudah menjadi kebutuhan agar Indonesia mampu berkompetisi dengan negara lain, terutama negara tetangga, misalnya Singapura dan Malaysia.
Presiden berujar, jika waktu inap barang di pelabuhan mencapai 5,5 hari, maka Indonesia akan kalah bersaing.
baca juga: Jokowi Sindir Para Pengusaha yang Pilih Simpan Uang di Luar Negeri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.