Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Listrik Dikurangi hingga Rp 30 Triliun dan Difokuskan ke Warga Miskin

Kompas.com - 14/07/2015, 16:46 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Angka subsidi listrik akan dikurangi sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 30 triliun dalam anggaran pendapatan belanja (APBN) 2016. Pengurangan subsidi listrik ini seiring dengan perubahan mekanisme pemberian subsidi listrik. Pemerintah akan mengalihkan subsidi listrik dari subsidi harga ke subsidi orang.

Mekanisme yang mungkin dilakukan adalah dengan mengisikan deposit ke rekening pengguna listrik tergolong warga miskin. Menurut Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir, nantinya subsidi listrik hanya diberikan kepada 15,5 juta warga yang terdata sebagai warga miskin.

Dengan demikian, total subsidi listrik yang dianggarkan nantinya lebih kecil dari angka yang semula disepakati pemerintah dan DPR, yakni Rp 71 triliun. Angka Rp 71 triliun tersebut masih menggunakan asumsi penerima subsidi listrik 44 juta pelanggan.

"Akan berkurang banyak, mungkin berkurang antara Rp 20 hingga Rp 30 triliun. Karena hari ini subsidi itu diberikan kepada pelanggan 900 watt dan 450 watt. Apakah dia miskin atau tidak? Enggak tahu. Itu terbukti tidak mengena. Orang miskin hanya 15,5 juta, sedangkan PLN memberikan subsidi kepada 44 juta kepala keluarga," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (14/7/2015).

Menurut dia, pemberian subsidi yang dilakukan secara langsung kepada warga miskin ini akan lebih efektif. Kebijakan ini juga lebih mendidik masyarakat agar jujur dalam membayarkan listrik yang mereka gunakan.

PT PLN tengah mengajukan usulan agar subisid listrik nantinya dibayarkan langsung pemerintah kepada warga. Dengan demikian, pembayaran subsidi tidak lagi melalui PLN.

"Kita akan meminta kepada pemerintah untuk subsidi dibayar langsung oleh pemerintah sesuai jumlah orang miskin yang ada di data pemerintah. Jadi tidak lagi melalui PLN, kita berharap seperti itu," ujar Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com