Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantap Bukan "Makan" Tabungan

Kompas.com - 24/07/2015, 18:45 WIB


KOMPAS.com - Direktur Utama PT Tabungan Asuransi dan Pensiun (Taspen) Persero Iqbal Latanro menaruh harapan besar kinerja perusahaannya ikut terdongkrak oleh peran serta Bank Mantap, kependekan dari Bank Mandiri Taspen Pos, menyerap pasar pensiuan pegawai negeri sipil dan aparatur negara di Tanah Air. "Jadi, mantap itu bukan  berarti 'makan' tabungan tapi berarti tabungannya mantap," kata Iqbal saat peluncuran kerja sama pembayaran tunjangan hari tua (THT), THT Multiguna, dan uang pensiun  bulanan pihaknya dengan Bank Mantap di Jakarta pada Kamis (24/7/2015).

Iqbal yang juga mantan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk itu meneken perjanjian kerja sama dengan Direktur Utama Bank Mantap Nixon LP Napitupulu. "Saat ini, Taspen mengelola sekitar 6,8 juta peserta yang terdiri dari 4,5 juta peserta aktif dan 2,3 juta peserta pensiunan," tutur pria kelahiran Makassar pada 5 Oktober 1948 tersebut.

Josephus Primus Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro saat memaparkan kinerja perusahaan di Kantor Pusat Taspen, Jakarta.

Bank Mantap merupakan bank hasil patungan tiga pihak yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Taspen (Persero), dan PT Pos Indonesia (Persero) sebagaimana informasi dari laman banksinar.co.id. Sebelumnya, Bank Mantap adalah Bank Sinar Harapan Bali. Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 22 Desember 2014, Bank Mantap mulai memasuki bisnis di sektor pensiunan. Tapi, bank yang hingga kini masih mayoritas beroperasi di Provinsi Bali ini tidak meninggalkan bisnis sebelumnya yakni di sektor  usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sementara, menurut pemaparan Nixon, sejak tiga bulan lalu, Bank Mantap sudah menjalankan bisnis kredit pensiunan di gerai-gerai kantor Pos Indonesia. Upaya itu sukses  menjaring 200 nasabah dengan total portofolio hingga Rp 20 miliar. Sampai dengan akhir 2015, Bank Mantap mematok target 2000 nasabah.

Catatan Bank Mantap menunjukkan pada semester I 2015, asetnya sudah mencapai Rp 2,02 triliun. Angka ini adalah kenaikan hingga 80,7 persen ketimbang periode setahun silam.

Bank Mantap pada periode tersebut di atas juga berhasil menghimpun dana pihak ketiga hingga Rp 1,295 triliun. Angka ini setara dengan kenaikan 44,2 persen andai dibandingkan dengan periode 2014.

Hingga semester I 2015, Bank Mantap sudah menyalurkan kredit mencapai Rp 1,06 triliun. Angka ini merupakan kenaikan 28,3 persen ketimbang pada 2014.

Kemudian, laba Bank Mantap hingga semester I 2015 ada di angka Rp 12,7 miliar. Dengan demikian, Bank Mantap mencatatkan pertumbuhan laba 34,7 persen di atas pertumbuhan pada 2014.

Josephus Primus Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap) Nixon LP Napitupulu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com