Jumat (24/7/2015) pasangan USD/IDR di pasar spot anjlok 0,20 persen ke posisi 13.447. Ini adalah level terendah rupiah sejak 17 tahun terakhir. Pada penutupan bursa hari yang sama, IHSG turun 0,94 persen menjadi 4.856,59.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai, sentimen negatif pelemahan rupiah akan menghantui Bursa Efek Indonesia (BEI), di saat minim sentimen. Walhasil, tekanan jual akan membesar jika rupiah anjlok. "Rupiah menjadi fokus utama pasar," ujar David, akhir pekan lalu.
Achmad Yaki Yamani, Analis Sucorinvest Central Gani, menilai, anjloknya rupiah bisa jadi cerminan laporan keuangan emiten semester I-2015. Laporan keuangan emiten yang akan dirilis kurang memuaskan, apalagi emiten yang pembukuannya menggunakan dollar AS.
Yaki memprediksikan, hari ini IHSG cenderung tertekan dan bergerak dalam rentang 4.855-4.950. Proyeksi David, IHSG bergerak dalam rentang 4.800-4.890 dan cenderung turun. (Widiyanto Purnomo)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.