Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ada "Reshuffle", Peraturan Menteri Tetap Berjalan

Kompas.com - 27/07/2015, 12:36 WIB
|
EditorJosephus Primus


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro memastikan, kalaupun nanti Presiden melakukan perombakan kabinet, seluruh kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tetap dijalankan. "Kalau permen (peraturan menteri) keluar ya jalankan, udah," kata Bambang ditemui usai halalbihalal di kantornya, Jakarta, Senin (27/7/2015).

Bambang juga yakin sejauh ini tidak ada regulasi yang bermasalah, sehingga harus diubah. "Memang permen (peraturan menteri) apa yang bermasalah? Enggak bisa (asal berubah). Kan ini kebijakan umum," sambung Bambang.

Isu perombakan kabinet kian santer dua minggu terakhir. Sejumlah pengamat memperkirakan menteri-menteri di bidang ekonomi adalah yang paling banyak kena aksi geser- copot itu.

Para politikus makin ramai berkicau soal reshuffle ini. Muhaimin Iskandar dari PKB menyarankan Presiden Joko Widodo untuk melakukan perombakan kabinet usai Lebaran.  Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan berpendapat sebaiknya perombakan kabinet dilakukan setelah kinerja para pembantu dievaluasi setahun.

Presiden Joko Widodo sendiri dalam dialog yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, Kamis (7/9/2015) mengatakan, ada masalah yang lebih penting dari sekadar reshuffle.

Adapun sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan memberikan bocoran sejumlah indikator penilaian yang akan digunakan Presiden Joko Widodo dalam mengevaluasi hasil kerja para pembantunya. Indikator penilaian itu juga akan menentukan siapa yang akan kena perombakan atau reshuffle. “Indikatornya banyak. Dilihat bagaimana penyerapan anggaran, bagaimana dia membuat programnya, bagaimana dia mengkomunikasikan dengan masyarakat, dan seterusnya,” kata Luhut di Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Pekan lalu, PDI-P siap mengajukan calon menteri pengganti kepada Presiden Joko Widodo jika ada perombakan kabinet. "Tentu ketika Pak Presiden meminta kepada kami, kami akan memberikan masukan, memberikan nama-nama. Itu suatu fatsun yang kami anut. Sebelum Pak Presiden meminta, tentu saja kami memberikan," kata Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, di Depok, Jawa Barat, Selasa (21/7/2015).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+