Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Lesu, 200 Perusahaan di Jabar Perpanjang Libur Karyawan

Kompas.com - 31/07/2015, 12:00 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com – Dampak melemahnya ekonomi di Indonesia makin terasa di Jawa Barat. Sekitar 200 perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, garmen, dan sepatu untuk pasar lokal memperpanjang libur karyawan hingga pekan depan. Padahal seharusnya, para karyawan mulai bekerja pekan lalu.

“Anggota kami ada 8.000 pengusaha. Sekitar 200 di antaranya memperpanjang libur karyawannya. Sebagiannya sudah masuk pekan ini, dan sebagiannya lagi baru akan masuk Senin depan,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja kepada Kompas.com melalui telepon selulernya, Jumat (31/7/2015).

Dedy menjelaskan, pengusaha memperpanjang libur karyawannya akibat produksi dihentikan sementara. Penghentian produksi terpaksa dilakukan karena sampai sekarang barang masih menumpuk akibat daya beli masyarakat menurun yang berimbas pada tidak lakunya barang.

Pengusaha, sambung Dedy, bisa saja memaksakan diri untuk produksi. Namun biaya yang harus dikeluarkan dan kerugian yang harus ditanggung semakin besar di tengah kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan seperti sekarang ini.

“Kalau karyawan masuk, harus diberi pekerjaan. Pengusaha pun harus beli bahan baku. Dan setelah barang jadi, akan semakin menumpuk di gudang. Ketika barang menumpuk di gudang, akan menjadi beban, salah satunya pengusaha harus membayar asuransi kebakaran,” imbuhnya.

Namun, kondisi ini hanya berlaku untuk produk dengan pasar lokal. Sedangkan produk ekspor tidak bermasalah. “Daya beli masyarakat rendah sekali. Bahkan Lebaran kemarin, barang tidak habis, malah menumpuk di gudang,” tuturnya.

Dedy mengaku, tahun ini sangat sulit untuk pengusaha di Jabar. Hampir 80 persen pengusaha terkena dampak. Bahkan pengusaha tekstil, garmen, dan sepatu di Jabar sangat terpuruk.

Dari catatan Kompas.com, kondisi penghentian produksi sementara pernah dibahas dalam pertemuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota/Kabupaten di Jabar, Bank Indonesia, dan lainnya. Dalam pertemuan tersebut, BI menyampaikan kekhawatirannya akan terjadi pemecatan jika pengusaha menghentikan produksi.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar akan meyakinkan pelaku usaha bahwa iklim ekonomi akan membaik. Kelesuan ekonomi yang sekarang terjadi disebabkan oleh dana APBD dan APBN yang jumlahnya triliunan belum mengalir ke masyarakat. Bahkan penyerapan anggaran Jabar di triwulan I/2015 di bawah 20 persen.

Deddy pun meminta pengusaha lebih bersabar dan tidak terburu-buru untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). “Kalau main PHK dikhawatirkan timbul gejolak dan memperparah keadaan. Kami berharap sabar dulu agar kondisi tidak semakin buruk," ucap Deddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com